tag:blogger.com,1999:blog-72505367734470802692024-02-21T08:55:03.919-08:00Agatha Christie's Book ReviewsResensi Lengkap Novel Agatha Christieresensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.comBlogger80125tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-77556199092858297452013-01-31T21:23:00.006-08:002023-02-07T06:42:02.610-08:00Selagi Hari Terang (When The Light Lasts, 1997)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background-color: white; color: #1c1e21; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; margin-bottom: 6px;"><br /><div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhIng6DFNykO-TSv8OKgHri4qm0E5XkAj8TA-ss_sus70AeSQOA3C9BYPAHMhwd-8RnFACO_oWnEzZ5v6QfpolsBa6PHtvCEPwB_DD7V_GOM-C1FXnXt-hwKyjLykeo3SbzqE5_14g7j9hcqM5EuIu58GsFXU7Rhkh8RDZ_O2RhoV2ZfXM1nTbOPLK_" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" data-original-height="1552" data-original-width="1016" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhIng6DFNykO-TSv8OKgHri4qm0E5XkAj8TA-ss_sus70AeSQOA3C9BYPAHMhwd-8RnFACO_oWnEzZ5v6QfpolsBa6PHtvCEPwB_DD7V_GOM-C1FXnXt-hwKyjLykeo3SbzqE5_14g7j9hcqM5EuIu58GsFXU7Rhkh8RDZ_O2RhoV2ZfXM1nTbOPLK_" width="157" /></a></div><span style="color: #050505; font-family: inherit; font-size: 15px; text-align: left; white-space: pre-wrap;">Bagaimana para penulis besar memulai karya pertamanya?</span></div><div style="font-family: inherit; margin-bottom: 6px; margin-top: 6px; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;"><div class="cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql o9v6fnle ii04i59q" style="color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; text-align: left; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="font-family: inherit; text-align: justify;">While The Light Lasts merupakan novel kumpulan sembilan cerita pendek karya Agatha Chistie. Yang memuat salah satu karya pertamanya sebelum menjadi termahsyur.</div></div><div class="cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql o9v6fnle ii04i59q" style="color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; text-align: left; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="font-family: inherit; text-align: justify;"><i>'Cahaya pagi kelabu masuk mengendap memasuki kamar. Suasana pagi itu sunyi luar biasa. Pukul 4.30 pagi, London yang letih masih diselimuti suasana damai yang singkat. '</i></div></div><div class="cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql o9v6fnle ii04i59q" style="color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; text-align: left; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="font-family: inherit; text-align: justify;">Demikian salah satu bait pembuka dalam 'The House of Dreams', cerpen pertama dalam buku ini. Aslinya terbit Januari 1926. Bercerita tentang John Segrave, keturunan terakhir keluarga terpandang yang mengalami kebangkrutan finansial. </div></div><div class="cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql o9v6fnle ii04i59q" style="color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; text-align: left; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="font-family: inherit; text-align: justify;">Seting cerita berlatar sebelum perang dunia pertama meletus. Ditempatnya bekerja, John ditaksir anak bos, Maissie Watterman. Itu cinta pandangan pertamanya si Maissie. Namun bagi John, cintanya hanya untuk Allegra seorang. Allegra gadis yang atraktif, keras kepala, dan aneh - berikrar tidak mau menikah seumur hidupnya. Cinta segitiga mewarnai kisah ini. </div></div><div class="cxmmr5t8 oygrvhab hcukyx3x c1et5uql o9v6fnle ii04i59q" style="color: #050505; font-family: "Segoe UI Historic", "Segoe UI", Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 15px; margin: 0.5em 0px 0px; overflow-wrap: break-word; text-align: left; white-space: pre-wrap;"><div dir="auto" style="font-family: inherit; text-align: justify;">Perjalanan hidup membawa John mengembara ke Afrika, Maissie masih setia menantinya. Kian hari John makin halusinatif, kerap bermimpi bertemu Allegra di sebuah rumah yang cantik namun menyeramkan. Mimpi berujung muram, Allegra mati karena gila, dan John berakhir di rumah sakit gila.</div></div></span></div></div>
<div class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #1c1e21; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">
</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-9357838127833232922013-01-31T07:24:00.001-08:002023-02-07T03:30:12.725-08:00Rumah Di Tepi Kanal (By The Pricking Of My Thumbs, 1968)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Dramatis. Buku ini terbit pada tahun 1968. Artinya buku ini ditulis oleh seorang Agatha yang telah menemukan kematangannya dalam menulis. Runtut, tidak tergesa gesa, namun dramatis di akhir cerita. Bukan yang terbaik yang pernah ditulis Agatha Chistie. Tapi kabut yang dibikin di buku ini begitu tebalnya, sehingga agak sukar mengira-ngira ke mana akhir cerita ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://covers.openlibrary.org/b/id/6617204-M.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://covers.openlibrary.org/b/id/6617204-M.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
De Ja Vu, semacam perasaan masa lalu yang tumbuh dalam jiwa masa kini. Biasanya dipicu oleh sebuah kejadian atau benda. Itu juga yang dialami Mrs. Beresford alias Tuppence saat memandangi sebuah lukisan di Sunny Ridge, Rumah Jompo tempat bibinya tinggal. Perasaan <i>De Ja Vu</i> yang terlalu membekas menyebabkan Tuppence bertekad menemukan rumah di tepi kanal, rumah yang ada dalam lukisan tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ups, sebenarnya ada hal lain yang menjadikan lukisan itu menarik. Pemilik lukisan, Mrs. Lancaster, orang tua jompo yang juga tinggal di Sunny Ridge tiba-tiba ada yang menjemput secara misterius. Alamatnya pindahnya tidak pernah ditemukan. Pada saat hampir bersamaan, jompo lainnya ditemukan tewas over dosis morfin. Sudah cukup alasan bagi Tuppence untuk beraksi, sementara sang suami lebih memilih mengikuti pertemuan komunitas intellijen di London.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Singkat cerita Tuppence berhasil menemukan rumah yang dijadikan obyek lukisan. Namun penelusuran hal ihwal rumah tersebut membuat tak senang seseorang. wanita paruh baya tersebut dipukul kepalanya hingga pingsan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mr. Baresford yang baru pulang dari London panik mendapati istrinya tidak pulang ke rumah tanpa kabar. Namun sebuah berita di surat kabar membawanya ke rumah Sakit Market Basing tempat Tuppence dirawat. Untung tidak terlalu fatal. Penyelidikan dilanjutkan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rupaya Desa Sutton Chancellor dimana rumah dalam lukisan itu berada menyimpan banyak kisah. Tentang sebuah keluarga Aristokrat kaya raya yang salah satu anggotanya mengikuti sekte agama tertentu. Tentang mafia perampokan batu permata yang memanfaatkan damainya kehidupan desa sebagai tempat menyimpan barang curian. Tentang seorang wanita sakit jiwa yang membunuhi anak anak. Tentang kesetiaan seorang sekretaris menutupi semuanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>Dengan upaya kerasnya, Tuppence mengira kasus telah terbongkar dan selesai. Tapi Tuppence salah mengira. Bahaya belum beranjak jauh darinya. Seorang maniak berhasil menyekapnya dalam kamar rahasia. Membujuknya untuk meminum racun, atau mati dengan sebilah belati...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siapa maniak itu?...</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-71133488506673118912013-01-30T07:39:00.001-08:002023-02-07T03:40:53.521-08:00Misteri Listerdale (The Listerdale Mystery, 1936)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<i>....Pembunuh jarang merasa puas dengan satu kejahatan. Berikan waktu dan tidak adanya kecurigaan, maka dia akan melakukan kejahatan lagi....</i> (hal.155).<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/e8/50/7b/e8507ba585a3e71b68acd1c177c9c7c1.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/e8/50/7b/e8507ba585a3e71b68acd1c177c9c7c1.jpg" width="198" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
The Lysterdale Mystery merupakan kumpulan 12 cerita pendek. Kebanyakan bertemakan roman pecintaan. Selebihnya tentang pencurian permata, orang orang galau, supranatural, dan tiga cerita pembunuhan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerpen pertama berjudul misteri listerdale - yang dijadikan judul novel. Cerita tentang janda bernama ST Vincent, seorang aristokrat yang jatuh miskin. Terpaksa tinggal di lingkungan yang kurang pantas. Barbara, anak gadisnya yang tumbuh remaja, menjalin percintaan dengan lelaki dari kalangan terhormat. Masalah mulai timbul ketika sang pacar meminta bertemu dengan calon mertua. Khawatir sang anak dipermalukan, sang Ibu memutar otak untuk menyewa sebuah rumah yang 'cukup pantas' untuk dipamerkan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dapet juga tuh rumah</i>. 7 Cheviost Place, bergaya era Queen Anne. Dengan harga sewa teramat murah, lengkap dengan pelayannya. Rumah yang benar benar sempurna. Namun, Rupert - si bungsu, mulai curiga ada apa-apanya di balik rumah ini. Apalagi tersiar kabar empunya rumah hilang secara misterius..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rupert, yang bemain jadi detektif berhasil membongkar kepalsuan seputar Lord Listerdale sang pemilik rumah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerpen kedua, Philome Cottage, sepertinya cerpen Supranatural. Gadis Di Kereta Api, cerpen ketiga bercerita tentang pemuda George Rowland yang frustasi dan bepergian dengan kereta api. Ngak dinyana, terlibat dalam arus politik dan pecintaan dengan seorang <i>count</i> dari Eropa Timur. Akhir cerita, George kawin dengan gadis berdarah biru itu. Haa..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lanjut. Cerpen keempat. Ini menurut saya cerpen terbaik. Khas Agatha Christie: kasus pembunuhan. Judulnya <i>Nyanyikan Lagu Enam Pence. </i>Pembunuhan atas Miss Crabtree. Kasusnya tak terpecahkan. Padahal ada lima orang yang pada saat pembunuhan terjadi berada di rumah itu. Namun masing masing punya alibi. Jadi ingat pembunuhan atas Roger Ackroyd.</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerita kelima masih tentang pemuda galau yang sempat punya <i>affair</i> dengan seorang <i>Lady</i> yang hendak menikah. Cerita keenam adalah pembunuhan dengan peracunan. Cerita ketujuh, kedelapan, kesembilan dan kesebelas adalah tentang pencurian permata dan penipuan. Cerita kesepuluh lagi-lagi pemuda galau yang beruntung mendapatkan cinta wanita kaya yang sudah hendak dijodohkan dengan seorang <i>Duke</i>. Cerita penutup berkisah tentang drama akbar yang dibintangi aktor seriosa paling cemerlang saat itu. Namun di tengah pertunjukkan terjadilah pembunuhan...<br />
<br />
<b>Behind The Story</b><br />
<b><br /></b>
Ada tiga novel terakhir Agatha Christie yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia yang belum saya baca: Misteri Listerdale, Rumah di Tepi Kanal, dan Selagi Hari Terang. Sungguh tak disangka saya mendapatkannya dua di antaranya di Jalan Malioboro, Jogjakarta. Awalnya malah ngak niat beli buku. Nama tokonya: Intisari Ilmu. <i>Cuman</i>, dagangannya di <i>display</i> depan batik melulu, kemudian disusul kerajinan di barisan tengah.<br />
<br />
Rak buku tersembunyi di kelokan kiri, tidak akan terihat dari trotoar Malioboro yang sesak dengan pedagang kaki lima. Penjaganya seorang lelaki tua dengan banyak uban di kepalanya. Entah kenapa koleksi buku Agatha Chistie di sana relatif lengkap, dibanding dengan kalau saya berbelanja di Gramedia Bandung. Jangan tanya dimana mendapatkannya di kota tempat saya tinggal: Sukabumi.<br />
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSBtNO6vqevVT8W5MfAx51g6LNPzX_n1Iofkfap9WphhywZ7vP4AQGt64pKoVF0MaqYD2G5GoUigMdjzjL3DQiq3tQYu_wb9oOuo3YuJzCegS9n8W9Tjfpf2bldjz-zzA0qqLcsHLjVUE/s1600/20150415_095542.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSBtNO6vqevVT8W5MfAx51g6LNPzX_n1Iofkfap9WphhywZ7vP4AQGt64pKoVF0MaqYD2G5GoUigMdjzjL3DQiq3tQYu_wb9oOuo3YuJzCegS9n8W9Tjfpf2bldjz-zzA0qqLcsHLjVUE/s1600/20150415_095542.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Malioboro</td></tr>
</tbody></table>
Luas kota Jogjakarta mungkin tak jauh beda dengan Sukabumi. Namun di sana, jumlah toko bukunya lebih banyak. Dalam pengertian, buku buku mendapat tempat tersendiri dalam budget warganya (ha ha ha).<br />
<br />
Selain Malioboro, saya sempat mengunjungi Taman Pintar. Taman pintar itu semacam wahana rekreasi bagi anak, tetapi hiburan yang disediakan kebanyakan bernuansa budaya, sejarah dan sain. Mungkin maksudnya, sambil bermain, si anak juga sekaligus diasah kemampuan berfikirnya yaa. Ada dua wahana yang ngak boleh dilewatkan, yaitu theater 4 dimensi dan planetarium. Dua-duanya keren banget. dan... lagi, di sana bejejer los-los buku. Saya sempat beli buku Di Bawah Bendera Revolusi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikPUWzRVDQOvdmWmNSCWKg9DCaIqPDm-v-mNOKa0_N24hnPjE_4maOPdXLeFkz-A18C9zhIpL3yxHBYkPHKDKZlZum556DPnwHq8UlH6FBsmGhG9mIie8GfoQg9WcZ9AUIbI7YZiizHYI/s1600/20150425_051956.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikPUWzRVDQOvdmWmNSCWKg9DCaIqPDm-v-mNOKa0_N24hnPjE_4maOPdXLeFkz-A18C9zhIpL3yxHBYkPHKDKZlZum556DPnwHq8UlH6FBsmGhG9mIie8GfoQg9WcZ9AUIbI7YZiizHYI/s1600/20150425_051956.jpg" width="112" /></a></div>
Itu buku terbitan 2015. Dulu agak sukar menemukan buku ini, apalagi jilid keduanya. Pernah ada yang menawarkan buku ini di harga ratusan juta. ck,ck,ck. Jadinya selain berbelanja batik, T-shirt, bakpia, dan makan gudeg, kesempatan ke berkunjung Jogja adalah juga peluang untuk berbelanja buku. Di Taman Pintar, saya dapat diskon yang lumayan, suasananya model di Palasari Bandung.<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4KVQvd-T0Csn-EWDWFgFTUX9QM37NWrGJyMkJTv654Gp0KaDosQnONzfpLqGevNBiFHk9uWh0do-d_tFr9Ouzr-fGp0tEuvzQM2wCbu84QXnNEQw_DZZ3wqwiN1gdAB_w0uSy-61aVkw/s1600/20150415_130147.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4KVQvd-T0Csn-EWDWFgFTUX9QM37NWrGJyMkJTv654Gp0KaDosQnONzfpLqGevNBiFHk9uWh0do-d_tFr9Ouzr-fGp0tEuvzQM2wCbu84QXnNEQw_DZZ3wqwiN1gdAB_w0uSy-61aVkw/s1600/20150415_130147.jpg" width="320" /></a><br />
<br />
<br />
<b><br /></b>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
<b><br /></b>
<b><br /></b>Eh, kembali ke Agatha Christie. Cerpen keempat kembali mengingatkan kita akan kebiasaan sang Nenek menyitir nyanyian tradisional sebagai plot cerita.<br />
<br />
<i>Nyanyian lagu enam pence</i><br />
<i>Sekantong gandum hitam</i><br />
<i>Dua puluh empat burung hitam</i><br />
<i>dipanggang dengan kue pai...</i><br />
<i><br /></i>
A Pocket Full Of Rye? ya, itu judul novel Agatha yang lain. Di sini diterjemahkan dengan: Misteri Burung Hitam, dengan tokoh utama Jane Marple.</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-46676076348762692112013-01-29T18:25:00.001-08:002023-02-07T04:01:42.144-08:00Satu, Dua, Pasang Gesper Sepatunya (One, Two, Buckle My Shoe, 1940) <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Hercule Poirot detektif paling jenius, anda benar. Hercule Poirot terkenal, anda benar lagi. Yang tidak banyak diketahui adalah dia bukan sekedar detektif beken,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"... siapa orang kepercayaan Menteri Dalam Negeri? Anda. Siapa yang menyimpan separuh anggota Kabinet dalam sakunya? Anda juga. Anda yang telah menyelamatkan muka mereka. "</i> (hal.236)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVk5rXk3KlI91BIUqMKwjfkpy7qLG8-aLgQ5yViMYK4Hy-jqvi6fDbpqkN8pN6LUYr-bwLyxKp9F_OiUxG-BE2ZBcbLl4SrOL40vUIRr0FLMq6ZetsXKaTg1WwZ36SI7W8HRmASU92WAc/s1600/51PN1DZF2XL.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVk5rXk3KlI91BIUqMKwjfkpy7qLG8-aLgQ5yViMYK4Hy-jqvi6fDbpqkN8pN6LUYr-bwLyxKp9F_OiUxG-BE2ZBcbLl4SrOL40vUIRr0FLMq6ZetsXKaTg1WwZ36SI7W8HRmASU92WAc/s320/51PN1DZF2XL.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitulah, Poirot sejatinya adalah orang yang punya pengaruh luas di Inggris. Publik mengenalnya sebagai pribadi yang brilian, berpenampilan rapi, gemuk, botak, dan berkumis. Ngomong ngomong soal kumis, orang sepakat kumis itu semacam penegasan akan maskulinitas laki laki. Tapi yang maskulin pun bukannya tak punya rasa takut. Poirot takut akan satu hal,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>... Ia termasuk orang yang biasa menganggap dirinya sendiri hebat. Ia adalah Hercule Poirot, yang selalu lebih unggul hampir dalam segala hal dibandingkan orang lain. Tapi dalam situasi begini ia merasa tak bisa lebih unggul. Tingkat keberaniannya merosot turun sampai nol. Ia merasa seperti orang biasa lainnya, yang membutuhkan belas kasihan, yang takut ketika duduk di kursi dokter gigi...</i> (hal. 17).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan pagi itu Poirot menemui dokter giginya, drg. Henry Morley yang praktik di Queen Charlotte Street 58. Sebenarnya bukan kerena ada geliginya yang sakit, lebih karena disiplin perawatan gigi saja. Begitu terbebas dari ruang dokter Morley, Poirot lega. Sekurangnya 2 tahun ke muka dia tak perlu lagi bertemu sang dokter. Namun 'kelegaan' Poirot sirna ketika Inspektur Kepala Japp dari Scotland Yard menelepon sore harinya. drg. Morley telah mati bunuh diri...<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_i31r0FsjJ0IfMtcc0xjmJDNw08GcrtZOBQvZxMCWlNVfuNl1WlCrkYM0g9aDHv3V07KzSybkt2SqvbHec-PcYctqdt4acmmAjLov-KTsRR4w4WI3IoNCVeXIq-dW3B6EGhsTwBHOBfBx/s1600/poirot-dentist.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="245" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_i31r0FsjJ0IfMtcc0xjmJDNw08GcrtZOBQvZxMCWlNVfuNl1WlCrkYM0g9aDHv3V07KzSybkt2SqvbHec-PcYctqdt4acmmAjLov-KTsRR4w4WI3IoNCVeXIq-dW3B6EGhsTwBHOBfBx/s400/poirot-dentist.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa sebab drg. Morley bunuh diri? Terjawab ketika salah satu pasiennya yang orang Yunani, Mr. didapati Amberiotis tewas karena overdosis adrenalin dan prokain. Zat anestesi lokal yang biasa disuntikkan ke gusi pasien. Rupanya rasa bersalah, bayangan runtuhnya reputasi, dan kemungkinan tuduhan malpraktik menyebabkan sang doter bunuh diri. Hampir saja Poirot pun menyimpulkan demikian, kalau saja tidak ada kejadian raibnya pasien lainnya, Miss Sainsburry Seale. Rupanya ruang praktik gigi telah menjadi panggung pembunuhan yang telah direncanakan, dengan sangat teliti.<br />
<br />
Anehnya Kementerian Luar Negeri memerintahkan untuk mempeti-eskan kasus ini. Japp yang sering jadi olok-olokan Poirot mati kutu. (Ah, kalau orang Scotland Yard tidak tolol, mana mungkin ada Poirot) tapi Agatha sungguh keterlaluan menggambarkan seorang Inspektur Kepala Polisi demikian naif dan tidak berwawasan. Sampai lah perjalanan kasus ini membawa Poirot ke Rumah Gotik Exsham, itu kediaman Bankir no.1 Inggris, Alistair Blunt. Oh, ternyata ini beneran kasus politik, atau...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(<b>Spoiler alert!</b>) Kuncinya adalah para pasien dan masa lalu. Seorang bankir paling berpengaruh di Inggris (Alistair Blunt) telah bermain main dengan kehidupan rumah tangganya. Dia melakukan praktik poligami.... sesuatu yang dianggap aib oleh masyarakat Inggris. Seseorang mengenalinya (Miss Sainsburry Seale), dan seorang lainnya (Mr. Amberiotis) menggunakan informasi ini untuk memeras - hey, mengapa orang Yunani selalu digambarkan sebagai orang brengsek?. Kalau anda memeras orang berkuasa, kemungkinan mendapat duit segudang, atau nyawa melayang. Orang menyebutnya sebagai pembunuhan politik- itu kata Mr. Barnes, pasien gigi lainnya. Pembunuhan politik itu licin, dan acap tak pernah terungkap. Sebagian karena alat negara menutup kasusnya, atau karena metode pembunuhan yang canggih dan metodik. Rupanya yang terakhir ini yang terjadi. So, di mana orang bisa dibunuh tanpa perlawanan yang berarti dan nyaris tanpa ketahuan? Salah satunya di ruang praktik dokter gigi... sayangnya hari itu, Poirot juga memeriksakan giginya.<br />
<br />
<b>Behind The Story</b><br />
<b><br /></b>
Di novel ini Agatha coba menjaga keseimbangan antara pembunuhan biasa dengan pembunuhan yang melibatkan konspirasi dan mata-mata. Mungkin situasi sekitar 1940an itu cukup mewarnai penulisan novel ini. Dalam keadaan perang, orang cenderung saling curiga. Kejadian yang melibatkan orang orang berpengaruh selalu dikait-kaitkan dengan perang mata-mata. Tuduhan tangan-tangan asing yang ikut bermain sering dilemparkan ke publik. Padahal bisa jadi itu hanya masalah pribadi orang per orang. Hanya karena melibatkan orang berpengaruh, kasus kriminal murni bisa disamarkan seolah-olah soal politik.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Sebenarnya yang membuat saya kagum, adalah kelebihan Agatha untuk menciptakan tokoh tokoh. Ada sekitar 80 novel yang dibuat Agatha. Taruhlah tiap novel melibatkan lima tokoh di luar tokoh utama semisal Poirot dan Jane Marple. Maka akan ada sekitar 80 X 5 = 400 tokoh. Saya hampir membaca seluruh karya karya itu. Nyaris tidak ditemukan kesamaan karakter antara keempat ratus karakter itu.<br />
<br />
Rupanya Agatha pandai menghayati tokoh tokoh ciptaannya itu. Dia bisa menciptakan karakter wanita atau laki laki, tua dan muda, militer atau sipil, pembantu atau tuan, dokter atau perawat, terpelajar atau kampungan, tegas atau pura pura, bangsawan atau kebanyakan, pemberontak atau penyabar, pendeta atau jemaat, tanpa pernah tertukar. Itulah sebabnya cerita yang cenderung lambat dapat diimbangi dengan kedalaman pemahaman akan tokoh tokohnya. Agatha bisa sangat detail kalau menyangkut tokoh tokohnya.<br />
<br />
Contoh bagus untuk detailitas (istilah baru, ha?) ya di novel ini. Terutama gambaran Miss Sainsburry Seale. Bukan hanya cara berpakaian perempuan paruh baya ini. Tetapi selera, ukuran, asesoris, dan bahan fesyen yang dia pakai sangat teliti diurai. Stoking, gesper sepatu, sampai topi yang dikenakan. Bibir, lipstik, hingga betis yang terjulur ketika turun dari kendaraan. Mungkin ini juga yang menjadikan novel-novel sang nenek begitu punya banyak penggemar fanatik. Eh, kalau menyangkut wanita, siapa pujaan hati Hercule Poirot?<br />
<br />
<i>Ia, Hercule Poirot teringat pada wanita... seorang wanita, khususnya - sungguh ciptaan yang mewah - burung Cendrawasih - burung surgawi-venus... Wanita mana di antara gadis gadis cantik masa kini, yang pantas membawa lilin bagi Countess Vera Rossakoff? Seorang bangsawan Rusia yang murni, bangsawan sampai ke ujung ujung jemarinya? Dan juga, ia ingat, adalah pencuri paling ulung, salah satu wanita paling jenius..</i>. (hal.217).<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhubXmo3654y_W6Kv9Nwwk4gBLfC2lIhdLv72k2sX4vORsyCa46PRfpIjHXYUcRFmIYfq5-aEExgyYs5SfujhTbf0Jo8SG27bLs-m8qyxV1DsH4iMgUXhBLKccz67EY5F7DcXxadqW2qNaO/s1600/poirot-vera.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="322" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhubXmo3654y_W6Kv9Nwwk4gBLfC2lIhdLv72k2sX4vORsyCa46PRfpIjHXYUcRFmIYfq5-aEExgyYs5SfujhTbf0Jo8SG27bLs-m8qyxV1DsH4iMgUXhBLKccz67EY5F7DcXxadqW2qNaO/s400/poirot-vera.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-small;">Adegan langka: Poirot dan <i style="text-align: justify;"> Countess Vera Rossakoff</i></span></td></tr>
</tbody></table>
</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-15343312145784209322013-01-28T20:14:00.003-08:002023-02-07T04:19:22.347-08:00Pembunuhan Di Wisma Pendeta (Murder at The Vicarage, 1930)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<i><br /></i>
<i>Di Inggris tak ada seorang detektif pun yang bisa menandingi seorang perawan tua yang nganggur dan iseng </i>(hal.49).<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<img border="0" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcThBb6wrvIITchgBPdiQtHhZLJ27LzESxjDlvx3F9Ra3xt6_Vng" /><span style="text-align: justify;">Kalau anda kebetulan berprofesi sebagai rohaniawan semodel kiai, ustad, rabi atau pendeta, jangan sembarangan omong. Itu pendeta Len Clement berseloroh kalau siapapun yang membunuh jemaat bernama Kolonel Protheroe, berarti telah berbuat kebajikan kepada seisi dunia. Tentu saja kutipan itu bukan dari injil. </span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: justify;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: justify;">Esok harinya sang Kolonel betul betul terbunuh - dengan cara ditembak, di ruang kerja Wisma Pendeta pula!</span></div></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
St. Mary Mead dikenal sebagai desa relijius. Mungkin saking relijiusnya, orang menaruh perhatian "berlebih' kepada gereja dan pendetanya. Ketika seorang jemaat mendapati sedekahnya tidak sesuai catatan buku gereja, segera saja dengan cepat menjadi isu yang bergulir tak sedap. Di tangan provokator seperti Kolonel Protheroe, masalahnya menjadi semakin panas. Ada penggelapan sedekah gereja! Pendeta Clement sampai harus mengundang jemaah yang rata-rata sudah uzur itu untuk mengklarifikasi masalah. Pertemuan yang tadinya dimaksudkan sebagai media klarifikasi, malah berkembang menjadi ajang bergunjing apalagi kalau bukan gosip-gosip 'terkini' di desa mereka. Ada Mr. Stone, arkeolog yang sekretarisnya selalu pake rok mini, dr. Haydock yang <i>ngapelin</i> janda <i>mencrang</i>, hingga Kolonel Protheroe yang mengusir artis pelukis Lawrence Redding. Itu gara-gara melukis putrinya yang hanya berbalut handuk mandi. Ah, ngawur ke mana-mana. Tapi hanya Miss Marple seorang yang mengendus dan mengkhawatirkan cinta segi tiga maut.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhEnCNKHWevL8fveIbfbH_0-v_QkqHdgFh1yp6n1zyoO2BXPBvpH-vhtQyS3PQNjM5RTniPKYz9meg4I9bwHm1XmnqbiZe82hkKZCCfYAyKhJQH98kgs_NiXJb-uAg1eYwW9lVoPnPPwQ413a_rKlegOqaiXIVdd6HbMBs5S5DyVlf7s1Y2Dub-r3H-=s1920" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="909" data-original-width="1920" height="235" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/a/AVvXsEhEnCNKHWevL8fveIbfbH_0-v_QkqHdgFh1yp6n1zyoO2BXPBvpH-vhtQyS3PQNjM5RTniPKYz9meg4I9bwHm1XmnqbiZe82hkKZCCfYAyKhJQH98kgs_NiXJb-uAg1eYwW9lVoPnPPwQ413a_rKlegOqaiXIVdd6HbMBs5S5DyVlf7s1Y2Dub-r3H-=w495-h235" width="495" /></a></div><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kekhawatiran yang beralasan. Sebab tak lama kemudian pendeta memergoki sang pelukis sedang bercinta dengan Mrs. Protheroe. Dan di sore yang maut itu, sang Kolonel mati tewas ditembak di ruang kerja Pendeta. Malamnya si pelukis menyerahkan diri ke polisi dan mengaku sebagai penembak mati sang Kolonel. Esok harinya giliran janda Kolonel, Mrs. Protheroe yang mengakui sebagai penembak. Polisi merasa dipermainkan. Tapi baik si pelukis, maupun sang janda dibebaskan karena kurang bukti. Lho, siapa yang nembak? Kontan saja spekulasi merebak. Intrik-intrik dan saling curiga mulai mewarnai kehidupan desa yang damai itu. Telepon-telepon gelap, saling mengintip, menelisik masa lalu seseorang. Hingga memuncak pada upaya bunuh diri asisten pendeta. Dia mengaku yang menggelapkan dana umat, kemudian menembak si Kolonel demi mencegah kasus ini terbuka...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<img border="0" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ2IIffmKvVs_Q2TuhBmzQ-xSPMkePLKcqNTKZVxXlbZsl3hH4Z4w" /><span style="text-align: justify;">Rumah Miss Marple tepat berada di samping Wisma Pendeta. Jadi dia tahu betul suasana sekitar wisma sore saat kejadian itu. Di balik tubuh rentanya, dia berhasil mereka ulang apa yang sebenarnya terjadi di desa kecil itu. Hhh, dan bikin polisi terbelalak. Tapi untuk menangkap pelaku sebenarnya, dibutuhkan jebakan. Jebakan untuk si pembunuh. Tapi yang mana? Rupanya banyak orang yang potensial menjadi pembunuh, dia menghitung ada tujuh orang, termasuk pendeta...</span></div>
<br />
<b>Behind The Story</b><br />
<br />
Komentar saya? Pantas untuk dinominasi menjadi novel terbaik Jane Marple. Agatha berhasil memasukan konflik dan intrik intrik di novel ini. Intrik pertama muncul dari istri pendeta. Kebanyakan pendeta mungkin selibat (tidak menikah). Tapi Mr. Clement memutuskan untuk menikahi Griselda, usianya jauh dan juga jauh dari nilai-nilai kristen. Tapi sang pendeta begitu memujanya. Cantik sih, tapi tak bisa masak. Terbukti di masa lalu pernah punya affair dengan si pelukis. Istri pendeta harusnya soleh, tidak <i>fungky - </i>seperti yang digunjingkan warga<i> . </i>Boleh juga Agatha.<br />
<br />
Intrik dan konflik lainnya adalah kaum puritan VS anak anak muda. Yaa, pakaian ketat dan rok mini. Lalu pasangan suami-istri yang terpaut usia hingga 20 tahun. Perselingkuhan, dan juga perselingkuhan sedekah gereja. Tapi sebenarnya saya suka latar lingkungan yang dibangun oleh cerita ini. Masih ada rumah-rumah dengan taman, gereja, jalan jalan batu, dan hutan. Suasana sore diceritakan dengan agak menonjol. Tentunya efek senja dengan sinar mentari yang jatuh dalam interior gereja.<br />
<br />
Jane Marple benar-benar hidup di novel ini. Bukan saja dia berhasil menancapkan kekuatan watak dan penalarannya, tapi berhasil membuat para inspektur polisi memerah wajahnya. Motif? mungkin tak terlalu kuat. Tetapi kelindan orang-orang yang terlibat sungguh membuat pembacanya pusing sendiri. Dan tentu agak susah menebak siapa pembunuh sebenarnya. Saya ragu kalau kasus ini benar-benar bisa terjadi di alam nyata. Terlalu muskil, atau anak sekarang menyebutnya: lebay.</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-57634324065700984372013-01-27T23:39:00.001-08:002023-02-07T05:42:02.552-08:00Misteri Sittaford (The Sittaford Mystery, 1931)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://covers.openlibrary.org/b/id/1566-M.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://covers.openlibrary.org/b/id/1566-M.jpg" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu musim salju di Desa Sittaford, Exhampton. Salju mencapai dua hingga tiga meter. Namun tak menghalangi warga di sekitar Sittaford House untuk memenuhi undangan tuan rumah Mrs. Willett untuk bermain <i>bridge. </i>Sittaford adalah rumah besar yang dikelilingi enam bungalo. Rupanya yang datang para penghuni bungalo itu. Seorang pensiunan Mayor, anak muda yang naga-naganya naksir sama putri tuan rumah, seorang tua kecil yang tertarik pada burung dan perkara kriminal, dan seorang yang tidak senang menonjolkan diri di lingkungan itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena kekurangan pemain, rencana main <i>bridge </i>tiba-tiba diubah menjadi permainan... hmm, kalau di Indonesia mungkin dikenal dengan permainan jelangkung. Cuman, tidak ada tubuh dari kayu dan kepala dari batok kelapa. Yang digunakan adalah meja. Roh halus diundang, dan kemudian meja bergoyang-goyang. Komunikasi arwah dilakukan dengan ketukan-ketukan di meja. Banyak yang ditanyakan, namun tiba tiba arwah mengatakan bahwa Kapten Joseph Trevelyan telah mati dibunuh...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kapten Trevelyan adalah pemilik sesungguhnya Sittaford House. Dia menyewakannya pada Mrs. Willett, mungkin tergiur uang sewa yang besar. Dia sendiri kemudian menyewa rumah di Exhampton, sekitar 9 kilometer dari Sittaford. Informasi dari roh yang mengatakan sang Kapten mati terbunuh mendorong sahabat dekatnya, Mayor Burnaby untuk bergegas menjenguk temannya itu. Dan ternyata benar adanya, sahabatnya meninggal akibat pukulan karung pasir.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Segera saja Exhampton menjadi geger dan menjadi pusat perhatian. Para wartawan berdatangan. Inspektur Narracott ditugasi meyelidiki kasusnya. Kasus makin menarik karena ternyata orang-orang di lingkungan Sitttaford menyimpan rahasia masing masing. Seorang keponakan ditahan karena berada di TKP pada saat kejadian. Eh, ditambah ada kasus narapidana melarikan diri dari penjara. Nampaknya ada kemungkinan semua orang terlibat. Trevelyan dikenal sebagai orang kaya, warisannya cukup menjadikan seorang menjadi gelap mata.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak ada Hercule Poirot. Maka Inspektur Narracott jadinya sibuk kesana kemari. Ada juga Emily Trefusis dan Charles Enderby sang wartawan yang melakukan penyelidikkan. Emily lebih karena keponakan yang ditawan adalah tunangannya, sedangkan Charles... yah, karena dia <i>kan</i> wartawan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena penyelidikkan yang dilakukan menemui jalan buntu, maka Mr. Rycroft yang ahli burung dan kriminal itu menggalang orang-orang untuk kembali ke lokasi asal dan memainkan jelangkung. Mungkin maksudnya mengundang roh untuk menanyakan siapa pelaku pembunuhan Kapten Trevelyan. Namun sebelum roh datang, Inspektur Narracott dan Emily datang dengan perintah penangkapan...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Behind The Story</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Horeeee!!! untuk pertama kalinya saya berhasil menebak pembunuhnya. Tetap konsisten menuduh si A karena beberapa alasan. Berdasar pengalaman membaca novel Agatha (sudah 74... ) pembunuhan yang terjadi biasanya amat sederhana dan pembunuhnya adalah orang yang paling dekat/mungkin membunuh. Biasanya orang yang tidak mendapat perlakuan istimewa dari Agatha, alias tidak mempunyai masa lalu yang kelam. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cuman, yaaa.. permainan meja bergoyang alias jelangkung itu yang ngak bikin ngerti. Dari mana meja bisa bergoyang, tidak jelas. Kalau salah seorang yang melakukannya, orang orang yang semeja pasti <i>pada</i> tahu. Dan yang tidak masuk akal, masak sih ada orang yang terprovokasi dan rela berjalan 9 kilometer hanya untuk membuktikan omongan arwah nyasar... hmmm, ngak masuk akal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadinya saya hanya menempatkan novel ini karya standar saja. kelebihan novel ini barangkali suasana yang dihadirkan. Saya suka dengan kondisi alam bersalju, langit gelap, dengan angin yang menderu deru. Mengingatkan pada kisah kisah <i>Famous Five</i> alian Lima Sekawan karya Enid Blyton, bacaan masa SD dulu.<br />
<br />
<i>... kita sendiri, yang yang tinggal di negeri ini, mendambakan matahari, iklim panas, dan pohon pohon nyiur yang melambai. Sedangkan orang orang yang tinggal di Australia atau Afrika selatan terpikat oleh keinginan untuk merayakan natal dengan cara kuno, dengan salju dan es...</i> (hal.182) </div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-34231920438678112522013-01-26T07:34:00.000-08:002017-04-28T10:20:53.783-07:00Maut di Udara (Death in the Clouds, 1935)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
Hercule Poirot, <i>full action!</i> Tidak semua novel Agatha Christie dengan tokoh utama Poirot bercerita tentang sepak terjang detektif berkumis besar ini secara penuh. Novel kali ini benar benar nikmat, anda dapat menikmati sepak terjang sang detektif dari lembar pertama sampai lembar terakhir. Benar benar novel detektif tulen!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><i>" Saya tahu, saya tahu " tiba tiba Jean Dupont menjadi muram " Sungguh tragedi kehidupan, bahwa wanita menjadi tua " </i>(hal. 200)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQEx7iLyez3hJInA3rXgVn4myRf7-s5p3HBI_A-2ZlFvMYB0e_V" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQEx7iLyez3hJInA3rXgVn4myRf7-s5p3HBI_A-2ZlFvMYB0e_V" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: left;"><br /></span>
<span style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: left;">Jane Grey, seorang penata rambut di London, baru saja mendapat keberuntungan dengan memenangkan lotere sebesar 100 poundsterling. Dia masih muda, dan tak ingin beranjak tua tanpa pernah menjejakkan kaki di Paris. Dia pun mewujudkan impiannya untuk pergi ke Paris, dan berjudi hingga nyaris bangkrut. Untunglah seorang 'pangeran' menyelamatkan taruhan terakhirnya. Dia pulang dari Paris dengan pesawat Prometheus, duduk bersebelahan dengan Hercule Poirot....</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Siapapun yang dekat dekat dengan Poirot akan mendapat tuah, tuah terlibat dalam kasus pembunuhan. Dan pembunuhan itu memang terjadi. Korbannya adalah </span></span><span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;">Madame Giselle, kali ini wanita tua - berkebangsaan Perancis. Wanita tua dengan wajah tidak menarik. Dengan masa lalu yang tak banyak diketahui pula. Namun dia public figure dan dikenal luas di kalangan pergaulan kelas atas - sebagai <i>rentenir</i>. Tidak hanya di negerinya sendiri, jaringan Madame Giselle juga meliputi Eropa lainnya. Sang Madame menjadi kaya raya dari bisnis pinjam meminjam duit ini. Orang akan mengenangnya sebagai wanita yang berwatak kuat, jujur, dan keji... Apakah profesinya yang tak lazim itu yang membuatnya terbunuh?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #37404e; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT35j19xGb7baF3TR5m9azcCw-RXSvIt5r31BaKjb9kqPn5Y4XT" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="155" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT35j19xGb7baF3TR5m9azcCw-RXSvIt5r31BaKjb9kqPn5Y4XT" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Ada banyak model pembunuhan dalam novel novel Agatha Christie. Tapi membunuh dengan sumpitan, dengan amunisi anak panah beracun sebesar lebah? ini benar benar unik. Lagian, peristiwanya terjadi di pesawat terbang berpenumpang 12 orang, ketika pesawat melayang di atas selat Inggris. Manakala akhirnya landing di bandara Croydon, keruan saja semua penumpang jadi tersangka...</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Pemeriksaan kasus ini segera dilakukan kepolisian Inggris secara terbuka. Kehebohan terjadi, karena dewan juri mencurigai Hercule Poirot sebagai pelaku pembunuhan! Mungkin karena tampangnya yang asing (atau nyeleneh?), terlebih lagi, sumpitan pembunuh ditemukan pada kursi yang diduduki Poirot!</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ_oag_UZssIaYJPKw5lgn5EXY1Zkt16PcJEe0j4N2JMUBVfDMIbg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ_oag_UZssIaYJPKw5lgn5EXY1Zkt16PcJEe0j4N2JMUBVfDMIbg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Tamparan bagi Poirot! Namun hampir tiga minggu kasus ini bergulir tanpa ujung pangkal yang jelas. Si kumis harus bolak balik London Paris untuk melacak orang orang yang terlibat. Perkembangan para mantan penumpang tak kalah seru. Ada Jane Grey yang jatuh cinta berat pada Norman Gale sang dokter gigi. Seorang Countess yang terlilit utang dan dibawah ancaman perceraian sang suami. Seorang pengarang cerita detektif yang sok tahu, seorang dokter yang mempunyai affair dengan pasiennya, seorang pengusaha yang mendapat rejeki nomplok, dan ayah anak yang akan memulai penggalian situs arkeologi yang baru. Semuanya membentuk mozaik, menyusun pola pembunuhan. Yang menurut saya ruwet tingkat tinggi, minta ampun!</span></span><br />
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><b>Behind the Story</b></span></span><br />
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Konon, pada tahun 1935 ketika buku ini dirilis, penerbangan reguler Inggris - Perancis baru saja dimulai. Uniknya, pesawat yang digunakan adalah bekas pesawat pembom pada perang dunia I yang telah dimodifikasi. Dan nama <i>Prometheus</i>? aha!</span></span><br />
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Dalam mitologi yunani, dia adalah seorang Titan, seorang hero yang telah mencuri api para dewa untuk diserahkan kepada umat manusia. Api yang melambangkan ilmu pengetahuan dan penerang peradaban. Akibatnya dia dihukum oleh bapak para dewa, Zeus dengan cara diikat pada batu. Setiap hari seekor burung elang memberinya makan, hingga kemudian Herkules (Hercules, Hercule Poirot) membebaskannya. Hmm, nyambung, ya?</span></span><br />
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0e/Prometheus_Adam_Louvre_MR1745_edit_atoma.jpg/300px-Prometheus_Adam_Louvre_MR1745_edit_atoma.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/0e/Prometheus_Adam_Louvre_MR1745_edit_atoma.jpg/300px-Prometheus_Adam_Louvre_MR1745_edit_atoma.jpg" width="241" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Prometheus yang diikat.</td></tr>
</tbody></table>
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Sisi lain, di buku ini, Agatha banyak bercerita tentang situasi rumah tangga. </span></span><span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Perbincangan mengenai kebiasaan para pria dari berbagai negara selalu menarik. Pria Inggris, misalnya, selalu menomorsatukan pekerjaan, kemudian olahraga, baru kemudian para istrinya. Hee, dan profesi apa menurutnya yang merupakan profesi idaman suami idaman? ini jawaban Agatha:</span></span><br />
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="line-height: 20px;"><span style="font-family: inherit; font-size: large;">An archaeologist is the best husband a woman can have. The older she gets the more interested he is in her.</span></span></span><br />
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="line-height: 20px;"><span style="font-family: inherit; font-size: large;"><br /></span></span></span>
<br />
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="line-height: 20px;">Ya terang aja. Kamu kan kawin sama </span></span><span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: justify;"><span style="font-family: inherit;">Max Mallowan, seorang arkeolog.</span></span></div>
</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-27563485412123966742013-01-25T21:15:00.001-08:002023-02-07T05:51:11.748-08:00Tragedi Tiga Babak (Three Act Tragedy, 1934)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
" <i>Kejadian mendatangi manusia, bukan sebaliknya.... Begitu juga dengan orang orang seperti Hercule Poirot. Mereka tak perlu pergi mencari tindak kriminal. Kejahatan itu sendiri yang datang pada mereka</i>." (hal.16).<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSX4ul_yMl56WZt8lPsURbVzyB_s8XjiJgqt3jZyHm-G1B1hsYc" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSX4ul_yMl56WZt8lPsURbVzyB_s8XjiJgqt3jZyHm-G1B1hsYc" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Sulit untuk tidak mengatakan kalau novel novel Agatha Christie novel borjuis. Jarang kita menemukan Agatha bercerita tentang kemiskinan, atau pembunuhan berlatar orang orang miskin. Begitu pula novel ini. Tersebut lah Sir Charles Cartwright, artis drama ternama Inggris yang memasuki masa pensiun. Masih lajang, memilih Crow's Nest, sebagai rumah peristirahatan tepi pantai bergaya modern. Dari sana pemandangan pantai Loomouth sangat indah. Lengkap dengan para pelayan khas rumah tangga aristokrat Inggris.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Soal kebiasaan? ya apalagi kalau acara minum-minum dan jamuan makan malam eksotik. Kebiasaan mewah yang hanya bisa dinikmati lingkungan para sohib bangsawan. Malam itu acara dinner dihadiri <i>Mr. Satterhwhaite</i>, sahabatnya, <i>dr. Sir Bartholomew Strange</i>, <i>Egg Lytton Gore</i>, gadis enerjik (disukai Sir Charles) yang datang bersama ibunya, <i>Oliver Manders</i>, yang ngebet sama si Egg, <i>Mr. dan Mrs. Babbington</i> yang pendeta (diundang lebih karena tetanggaan), <i>Angela Sutcliffe</i>, artis tekenal, <i>Anthony Astor</i>, penulis naskah yang lagi naik daun, suami-istri <i>Dacres</i>, desainer fashion kaya raya, dan terakhir.... si kumis <i>Hercule Poirot</i> yang lagi-lagi mengutarakan niatnya untuk pensiun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
" <i>Setiap hari saya liburan sekarang. Saya sudah sukses. Saya kaya. Saya pensiun. Sekarang saya jalan jalan, melihat dunia </i>" (hal. 66). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun acara makan malam menuai bencana. Mr. Babbington yang pendeta jatuh tersungkur setelah minum koktail. Mati. Racun nikotin terdeteksi dalam tubuhnya. Itu babak pertama dari tragedi tiga babak. Dibunuh. Padahal apa artinya seorang pendeta? Dia pelayan umat, lemah lembut, dan jelas tak punya musuh. Masa lalunya bersih.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Babak kedua tragedi terjadi di London, ketika lagi-lagi dalam jamuan makan malam terjadi pembunuhan. Kali ini korban justru tuan rumah, dr. (spesialis syaraf) Strange. Hampir seluruh peserta jamuan di rumah Sir. Charles juga menjadi tamu pada jamuan di rumah dr. Strange. Kembali racun nikotin kembali menjadi sang pencabut nyawa. Mudah ditebak, salah seorang peserta pastilah menjadi pembunuhnya. Namun ikutan yang menyertainya agak aneh-aneh: ada kepala pelayan yang tiba-tiba lenyap ditelan bumi, ada Oliver yang datang hanya karena kecelakaan motor, sementara Mr. Satterhwaite, Sir Charles, dan Poirot nun jauh di Monte Carlo sana. Namun siapa, dan kenapa membunuh? itu soalnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Eh, jatuh lagi korban. Kali ini salah seorang pasien sanotarium penyakit syaraf yang dimiliki almarhun dr. Strange. Ini pasien yang terisolasi, yang jarang berhubungan dengan dunia luar. Lagi-lagi mati karena racun nikotin, kali ini lewat hadiah kue coklat yang dia terima. Pembunuhan pertama, kedua, dan ketiga bisa dibilang tak berhubungan. Seorang pendeta, seorang dokter, seorang pasien. Bagaimana menjelaskan semua ini?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Behind The Story</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nyaris setengah buku ini bercerita tanpa kehadiran Hercule Poirot. Narator adalah Mr. Satterthwaite. Bisa dibilang ini buku Hercule Poirot tanpa Hercule Poirot. Poirot hadir penuh saat pidato mematikan - seperti biasa - di akhir cerita. Itu babak ketiga.<br />
<br />
Nanti dulu, Mr. Satterhwhaite? samar samar mungkin anda mengingat tokoh ini. Ya! dia juga salah satu tokoh sentral dalam novel <a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/mr-quin-yang-misterius-mysterious-mr.html?showComment=1382502301157" style="font-family: inherit;" target="_blank">Mr. Quin Yang Misterius (The Mysterious Mr. Quin, 1930)</a><span style="font-family: inherit;">.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Walau jumlah halaman yang sekitar 300an merupakan tebal standar novel novel Agatha, saya menangkap Agatha agak kurang tenang atau tergesa-gesa waktu menulis novel ini. Ada kesan cerita melompat lompat - biasanya Agatha lebih sabar menangani adegan demi adegan. Tetapi kerumitan yang terjadi, saya jamin orsinil. Artinya, saya tidak melihat kemiripan dengan plot cerita dengan novel yang lainnya.</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-29233033430312419612013-01-24T11:16:00.001-08:002023-02-07T05:55:53.667-08:00Muslihat Dengan Cermin (They Do It With Mirror, 1952)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSN0fTfqbg9T8Dlvk1yLMZYwda15UCwOoycfvZy-Tx5t0r5Xxb0" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSN0fTfqbg9T8Dlvk1yLMZYwda15UCwOoycfvZy-Tx5t0r5Xxb0" /></a></div>
<b>They Do It With Mirror ( Muslihat dengan Cermin).</b> <i>Panggung, isu dan pembunuhan.</i> Ada yang tak beres dengan teman kita, kata Ruth Van Rydock. Carrie Louise, teman se-SMA kita mungkin hidupnya dalam bahaya. Percakapan dalam reuni kecil itu membawa Jane Marple mengunjungi Panti Rehabilitasi Remaja Stonygates. Panti?, mungkin lebih mendekati Rumah Sakit Jiwa alih-alih panti. Semacam proyek kemanusiaan untuk menangani para remaja 'bermasalah'. Sebuah proyek pilantropic yang digawangi Lewis Serrocold, suami Carrie sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rumah sakit itu sekaligus menjadi rumah besar bagi dinasti Carrie Louise. Carrie yang telah menikah tiga kali, tinggal bersama suami, anak, anak tiri, mantu, dan cucu. Belum para psikiater dan para pembantu. Mungkin pribadi Carrie yang lembut dan penyayang menjadi magnet yang menjadikan mereka betah tinggal dalam komplek yang sebenarnya diisi orang-orang dengan gangguan mental.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malapetaka terjadi ketika Christian Gulbrandsen, anak tiri dari suami pertama datang secara tiba tiba. Panggung sepertinya baru saja digelar. Di malam berkabut, saat keluarga berkumpul di ruang makan, tiba-tiba salah seorang staf rumah sakit, Edgar Lawson membuat keributan. Lewis mencoba menenangkannya di ruang kerjanya. Keributan terus berlanjut, sampai letusan pistol terdengar. Anehnya dua tembakan Lewis dari jarak dekat meleset. Kehebohan ternyata terus berlanjut, Miss Bellever - asisten Carrie - menemukan Christian tewas tertembak, setiap orang di rumah itu kontan menjadi tersangka....<br />
<br />
Polisi yang datang kemudian mulai menanyai para saksi. Eh, malah berhembus isu kemungkinan peracunan terhadap Carrie. Isu yang kemudian menjadi nyata karena ditemukan arsenik dalam tonikum yang biasa diminumnya. Beberapa gejala keracunan arsenik juga terlihat,<br />
<br />
<i>.... istri saya menderita rematik, kaki kejang, linu linu, dan kadang kadang sakit. Semua itu sangat cocok dengan gejala gejala keracunan arsenik </i>(hal.134).<br />
<br />
Arah kasus semakin membingungkan manakala Alex - anak tiri Carrie - dan seorang pembantu tewas tertimpa layar di ruang teater. Rupanya mereka mulai mengendus akal muslihat si pembunuh Christian. Sebuah trik yang biasa digunakan pala ilusionis, pikir Jane Marple. Itu seperti <i>muslihat dengan cermin</i>...<br />
<br />
<b>Behind The Story</b><br />
<br />
Anda pasti berpikir ini mestilah novel mengenai Rumah Sakit Jiwa. Tidak persis seperti itu. Inilah bahayanya kesalahan membuat dan menyandarkan gambaran besar sebuah cerita pada sinopsis yang 'keliru',<br />
<br />
<i>Untuk memenuhi janji kepada seorang teman sekolah lama, Miss Marple bersedia tinggal di sebuah rumah di daerah pedesaan - bersama dengan dua ratus remaja yang mengalami gangguan jiwa dan tujuh orang ahli waris harta seorang nyonya tua. Salah seorang dari mereka adalah pembunuh.... </i>(sinopsis dari cover belakang buku)<br />
<br />
Nah, see... pikiran anda pasti berkelana membayangkan Miss Marple menyusuri lorong lorong RS dimana para pasien berteriak teriak gila... dan salah seorangnya adalah pembunuh berbahaya.<br />
<br />
seperti yang saya tulis di atas, Stonygates memang panti rehabilitasi remaja bermasalah, tetapi juga rumah besar bagi dinasti Carrie Louise. Panggung Agatha kali ini bukan pada kehidupan para pasien, tetapi pada kehidupan rumah tangga Carrie. Jadi embel embel Rumah Sakit Jiwa hanya sedikit mendapat porsi cerita. Namun saya suka dengan satir percakapan ini,<br />
<br />
<i>"... sebentar, Dr.Maverick. Menurut anda, apakah pemuda ini betul betul kasus kejiwaan?"</i><br />
<i>Dr.Maverick kembali tersenyum angkuh.</i><br />
<i>" <b>Kita semua adalah kasus kejiwaan</b>, Inspektur Curry"</i><br />
(hal.169)<br />
<br />
Ha ha ha. kita ini memang pada dasarnya adalah <i>kasus kejiwaan</i>, saya suka itu, I like this!<br />
<br />
Barangkali anda yang telah terbiasa dengan novel Agatha sudah mulai hafal dengan puzzle ala Agatha, sehingga kurang melayani jebakan Agatha dengan kisruh rumah tangga Gina - Wally. Tetapi memang sulit menghindari isu peracunan arsenik terhadap Carrie. Atau mulai waspada dengan keanehan Edgar Lawson. Padahal adegan pertengkaran Lewis - Edgar adalah yang paling konyol, dan paling dibuat buat. Sehingga bila anda tidak dipusingkan dengan adegan-adegan lainnya, ini saja sudah cukup untuk menebak pelaku pembunuhan. Masa menembak dari jarak kurang dari semeter meleset? (Saya tidak 'spoil', kan?).<br />
<br />
Bagaimana komparasi novel ini dibanding kasus Marple lainnya? Hmm, saya pikir ini bukan kasus terbaik Miss Marple. Novel ini adem ayem saja. Di luar kerumitan silsilah keluarga, teknik pembunuhannya tergolong sederhana dan biasa.<br />
<br /></div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-16658479894333143912013-01-24T10:11:00.001-08:002023-02-07T06:09:53.208-08:00N atau M? (N or M?, 1941)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b style="text-align: justify;"><br /></b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><b style="text-align: justify;">N or M?</b><span style="text-align: justify;"> Kisah nabi Sulaiman terdapat dalam tiga agama besar, Yahudi, Kristiani, dan Islam. Ada Kisah ketika sang raja dihadapkan pada pengaduan dua orang ibu yang sama-sama mengklaim seorang bayi sebagai anak mereka. Sulaiman menyelesaikan kasus ini dengan membedakan mana ibu sejati dan mana yang lancung. Rupanya kisah Sulaiman menjadi inspirasi Agatha Christie menulis novel ini,</span><span style="text-align: justify;"> </span><i style="text-align: justify;">N or M?</i></div></div></div><div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: left;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggP3f9v_53rTNS_xdbHu1o-wpKJK7aixFj7dALH6jtMMZcsYiLJLPYY2S_M01Lr_ASxCvfYFugZ_w266aIrgadNZ7LGyM6LGTL_p3V7EiUL_hsk0_vgX_Oby0c7HxB1uo2FRYoVx8dTC2UcmpbqPYZVSZ-DJGxsZuc-q1PzD72HDB4CK4KHtOa9H9v/s1449/at.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1449" data-original-width="900" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggP3f9v_53rTNS_xdbHu1o-wpKJK7aixFj7dALH6jtMMZcsYiLJLPYY2S_M01Lr_ASxCvfYFugZ_w266aIrgadNZ7LGyM6LGTL_p3V7EiUL_hsk0_vgX_Oby0c7HxB1uo2FRYoVx8dTC2UcmpbqPYZVSZ-DJGxsZuc-q1PzD72HDB4CK4KHtOa9H9v/s320/at.jpg" width="199" /></a></div>
1941, hari-hari itu di Inggris pembicaraan hanya melulu sekitar Jerman, Jerman, dan Jerman. Kata 'blitzkrieg' menjadi kata umum di Inggris, ekspresi antara kekaguman sekaligus kegelisahan. Saat gerak maju pasukan Jerman menyapu Perancis, orang Inggris berpikir serangan Jerman ke tanah air mereka tinggal menunggu waktu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><i>... si Hitler seharusnya digantung. Dia memang orang gila. Gila.</i> (hal.24)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><i>... Orang-orang muda sekarang ini menyebalkan. Mandi air hangat. Mulai sarapan jam sepuluh atau lebih. Tak heran kalau Jerman selalu menang. Tak punya stamina. Memanjakan mereka. Itulah yang dilakukan orang tua-tua sekarang. Menimang-nimang mereka dengan botol air panas di malam hari. Huh! Menyebalkan</i> (hal.35)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><i>...bikin ribut benar si Hitler itu. Apa saja yang tidak dikerjakannya? Membom, menembak, menginjak nginjak dunia, dan bikin kacau di mana mana. Mereka harus dihentikan.... </i>(hal.239)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Perang bikin suram ekonomi. Tak terkecuali bagi pasangan </span></span><span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Tommy dan Tuppence Beresford. Mereka kini pasangan paruh baya yang menganggur. Sementara anak-anak mereka turut berperang di Eropa daratan. Namun kedatangan 'Mr. Grant' dari dinas rahasia Inggris mengubah peruntungan mereka. Dinas rahasia mengendus mata-mata Jerman yang menyusup dalam tubuh pemerintahan Inggris, khususnya di birokrasi, dinas rahasia, dan angkatan perang. Celakanya, mata-mata itu bukan orang Jerman, namun orang Inggris tulen simpatisan Jerman. Hmmm, bisa begitu, ya?</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Mr. Grant mengatur agar Tommy - kemudian diikuti Tuppence menyelidiki keberadaan para mata-mata Jerman tersebut. Dia dikenal sebagai N dan M yang keberadaanya disinyalir berada di kawasan pantai Leahampton, tepatnya di sebuah penginapan Sans Souci, sebuah villa bergaya victoria. Penginapan di kelola Ny. Perenna dan anak gadisnya, Sheila. Mereka berdarah setengah Spanyol.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Dengan menyamar sebagai dua orang yang tak saling mengenal, mereka beradaptasi dengan penghuni penginapan lainnya. Ada </span></span><span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;">Ny. O'Rourke yang orang Irlandia, Mayor Bletchley pensiunan tentara, Tn. Carl Von Deinim pengungsi Jerman, Nona minton sang perawan tua, </span><span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;">Ny. Sprot dan anaknya yang balita Betty, serta suami istri Cayley. Salah seorang diantara mereka dipastikan sebagai N dan M, mata-mata Jerman itu. Namun, yang mana?</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="line-height: 18px; text-align: left;">Behind The Story</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="line-height: 18px; text-align: left;"><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;">Gaya Agatha kembali hidup di novel ini. Beliau mengumpulkan sekumpulan orang dengan latar belakang berbeda di satu tempat (dalam hal ini penginapan) dengan seorang atau beberapa orang merupakan tertuduh kriminal. Agak lain dengan kebiasaan lamanya, Agatha langsung tancap gas dengan ketegangan cerita di pertengahan novel. Itu ketika Betty diculik orang tak dikenal. Si penculik terpaksa ditembak mati oleh Ny. Sprot yang khawatir dengan keselamatan anaknya. Atau, demikiankah? di mata Tuppence, penembakan itu mengingatkannya pada kisah Sulaiman seperti pembukaan resensi ini di atas.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;">Agak mengecewakan ketika sampai di adegan ketika tanpa sengaja Tommy membuka kedok Kapten Haydock dengan cara terpeleset di kamar mandi. Kesannya jadi 'novel' banget. Selebihnya cerita mengalir lancar dan logis. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Rupanya pemahaman Agatha terhadap dunia mata-mata boleh juga. Terlihat dari konsep tujuan proyek spionase Jerman yang 'sesungguhnya'. Menurut Agatha, target mata-mata dan propaganda Jerman terhadap Inggris bukan untuk menguasai Inggris seperti yang banyak dikira orang. Tujuan sebenarnya adalah memprovokasi orang Inggris sendiri untuk mengakhiri model kerajaan/ monarki dan menggantikannya dengan tata pemerintahan baru - yang menjanjikan keagungan dan kejayaan lebih.<br />
<br />
<i>... Orang orang ini bersedia mengkhianati negaranya bukan untuk suatu kekayaan atau uang, tapi untuk suatu kegilaan pada kebanggaan yang akan mereka dapatkan... Di negara manapun ada orang orang seperti ini. Ini semacam aliran Lucifer..... Suatu kebanggaan dan keinginan untuk kemegahan diri </i>(hal. 283)<br />
<br />
Sebuah novel yang menawarkan 'teori konspirasi' ala Agatha. Saya sendiri lebih suka 'pembunuhan' dengan latar belakang keseharian orang Inggris. Teori konspirasi lebih asyik dinikmati dengan detail detail mendalam, dengan rujukan rujukan tertulis yang jelas (betapapun absurdnya). Seperti halnya novel 'Passanger to Frankfurt' yang mengangkat teori konspirasi kaburnya Hitler ke Argentina, novel ini lebih berpijak pada pergaulan yang luas seorang Agatha, di kalangan atas. Saya kira.</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-60504021755953313852013-01-23T13:43:00.001-08:002023-02-07T06:18:20.157-08:00Dan Cermin pun Retak (The Mirror Crack'd From Side to Side, 1962)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTBtbgFKV_EYTwWgXtLqzwQiRNsovjv0pMaq0utzMzokNdnnvRH" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><span style="font-family: inherit;"></span></a><br />
<div style="text-align: justify;">
<img border="0" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQGRDaNT4E3DxhXjukNd-hBIKadebD_DhlwIV-aV6JhdGa62y_1EQ" /><i style="line-height: 18px;"><div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPBThW5JxwexFbw7AecOVI9rmYuj_WQkl26vpEQ6u3lamMSOahi1aoQCOJ5gwD_moWv-MCQvvrGx1HI4I1xZhlmFCqLe_PGb-QPBz_CILn3pq9Y-AY_5Q2a4dO2d64WGk5ORfTikOLwiJeow_W4W9v5PnBQpM1h02VMb_ie5Kb2S6saylO7Pv0JhLb/s1745/the-mirror-crack-d-from-side-to-side.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1745" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPBThW5JxwexFbw7AecOVI9rmYuj_WQkl26vpEQ6u3lamMSOahi1aoQCOJ5gwD_moWv-MCQvvrGx1HI4I1xZhlmFCqLe_PGb-QPBz_CILn3pq9Y-AY_5Q2a4dO2d64WGk5ORfTikOLwiJeow_W4W9v5PnBQpM1h02VMb_ie5Kb2S6saylO7Pv0JhLb/s320/the-mirror-crack-d-from-side-to-side.jpg" width="220" /></a></div><i style="line-height: 18px;">Dalam dunia kami, dunia perfilman, perkawinan merupakan risiko profesi kami. Bintang-bintang film sering menikah. Kadang-kadang berbahagia, adakalanya merupakan malapetaka, tapi jarang yang kekal.. </i><span style="background-color: white; line-height: 18px;">(hal.159).</span></div></i>
<span style="background-color: white; line-height: 18px;"><br /></span><span style="background-color: white; line-height: 18px;">Marina Gregg terkesiap, wajahnya membeku. Sementara para tamu terus berdatangan dalam acara amal yang diadakan di Gossington Hall. Tentu saja nama besar Marina yang menyebabkan pengunjung membludak. Namanya sering disandingkan dengan Greta Garbo, bintang Hollywood itu. Namun tragedi baru saja dimulai. Seorang pengunjung tiba-tiba tewas, hasil otopsi mengindisikan overdosis calmo, sejenis obat pene</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline; line-height: 18px;">nang yang diduga dilarutkan dalam gelas minuman korban. Mengapa, dan siapa yang tega dan berani berbuat itu di saat ruangan pesta penuh orang. Tak lama, sekretaris Marina tewas, disusul manajer dapur mati ditembak. Tragedi ditutup dengan kematian Marina sendiri. Pihak Scotland Yard saja tidak bisa menjelaskan rangkaian pembunuhan yang terjadi. Untung Miss Marple bisa...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wajah membeku Marina menjelaskan banyak hal. Agak kurang masuk akal kalau disebabkan seorang pengunjung yang ngoceh tentang penyakit campak. Ini penuturan Mrs. Bantry ketika menggambarkan ekspresi wajah Marina itu,<br />
<br />
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 18px;"><i>Terbanglah sudah si penjerat</i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 18px;"><i>sambil mengambang meluas;</i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 18px;"><i>Cermin pun retak, dari sisi ke sisi:</i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 18px;"><i>"Nasib buruk telah menimpa diriku,"</i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 18px;"><i>seru the Lady of Shallot </i></span></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 18px;">(hal.124)</span></div>
<br />
Sepanjang pemahaman Jane, penyakit campak memang bisa berakibat fatal terutama bagi ibu yang sedang mengandung. Bayi yang kelak dilahirkannya berpotensi cacat. Namun yang tak terduga adalah cacat yang terjadi memicu dendam seorang ibu untuk membalas, dengan cara membunuh...<br />
<br />
Ini cerita zig zag ala Agatha. Berlatar kehidupan para aktris-aktor pesohor:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Orang orang teater dan film itu pikirannya mudah berubah-ubah dan aneh-aneh. Kadang-kadang saya pikir makin jenius seseorang dalam bidang seni, makin kurang akal sehatnya dalam hidup sehari hari</i> (hal.171)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Ya, kurang akal yang melahirkan pembunuhan. Pembunuhan spontan tanpa perencanaan. Begitu sederhana, namun berhasil mengecoh semua orang. Eh, mungkin samar-samar anda mulai mengingat Gossington Hall?.... Hmm, itu bangunan bergaya Victoria di desa St. Mary Mead, tempat tinggal Jane Marple. Pernah juga menjadi lokasi cerita ' Mayat dalam Perpustakaan' - novel Marple terdahulu. <br />
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b>Behind The Story</b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px;">Riset, riset, riset. Riset menghasilkan kedalaman. Kalau ditanya apakah salah satu resep sukses novel Agatha, salah satunya adalah pemahaman yang mendalam tentang sesuatu. Riset menjadikan setiap adegan mengalir natural, tidak palsu. Setiap orang benci kepalsuan. Agatha menawarkan realitas. Entah bagaimana Agatha melakukannya, tapi dia berhasil menghidupkan karakter Marina Gregg. Seorang selebritas yang sukses dengan stereotip kawin cerai dan penggunaan obat obatan.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 18px;">Miss Jane Marple sedang duduk di jendelanya. Dari jendela itu tampak kebunnya, yang dulu merupakan kebanggaannya. Kini tidak lagi. Sekarang, bila dia melihat dari jendela itu, dia mengernyit dengan kesal. Sudah beberapa lama dia tak bekerja di kebun. Dia tak boleh lagi membungkuk, menggali, dan menanam - paling paling dia hanya boleh memangkas tanamannya sedikit.</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<i style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 18px;"><br /></i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px;">Begitu cara Agatha Christie memulai novel ' Mirror Crack'd From Side to Side' terbitan 1962. Jangan bayangkan pembukaan model Dan Brown yang lansung tegang dan berbalut misteri. Novel novel Agatha selalu mulai dengan adegan kehidupan sehari-hari dan potret orang Inggris pada umumnya. Agak sedikit membosankan bagi yang belum terbiasa.</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="background-color: white; font-family: inherit; line-height: 18px;">Membaca novel Agatha kadang seperti membaca novel situasi. Dengan jernih d</span><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline; font-family: inherit; line-height: 18px;">ia bisa menggambarkan kondisi sosial saat novel dibikin. Orang orang, gaya rambut, fesyen, dan tradisi yang mulai berubah. Jangan bandingkan dengan tokoh tokoh rekaan Karl May. Saya sendiri kadang ragu apakah dia benar benar pernah ke 'wild wild west' atau pernah ke sini, Indonesia. Atau hanya mengandalkan kemampuan imajinasi semata?</span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline; font-family: inherit; line-height: 18px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline; font-family: inherit; line-height: 18px;"><span style="text-align: left;">Inggris tahun 60an mungkin sama dengan di sini tahun 2000an. Di desa imajiner seperti St. Mary Mead tempat Miss Marple tinggal, mulai dibangun 'perumahan' dan munculnya sejumlah 'minimarket'. Adalagi kondisi yang sama. Yaitu mulai susahnya mencari pembantu rumah tangga yang berkualitas. Jane sadar semuanya pasti berubah.</span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline; font-family: inherit; line-height: 18px;"><span style="text-align: left;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline; font-family: inherit; line-height: 18px;">Yang jelas, wanita-wanita di manapun kayaknya sama. Mereka suka ngobrol dan bergosip. Apalagi wanita wanita paruh baya yang tidak bekerja. Yang saya ceritakan adalah desanya Jane Marple. Trending Topic mereka kali ini apalagi kalau bukan hadirnya artis selebritis Marina Gregg dan suami ke 5-nya yang membeli rumah aristokrat 'Gossington Hall' di desa mereka. Apakah dia tidak letih dengan kawin cerai sebanyak lima kali itu, tanya Mrs. Bantry. Tak tahu, jawab Miss. Marple. Aku tak pernah menikah.</span></div>
<span style="font-family: inherit;"><span class="text_exposed_show" style="background-color: white; display: inline; line-height: 18px;">
</span></span></div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-42242023968193720062013-01-22T11:25:00.001-08:002023-02-07T06:31:37.932-08:00Mengungkit Pembunuhan (Five Little Pigs, 1942)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSNr0QtK6wJ_DP1-vDXAflQ77SJ8Gxv19eizyA6dSCq9j-Nf-TH" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSNr0QtK6wJ_DP1-vDXAflQ77SJ8Gxv19eizyA6dSCq9j-Nf-TH" /></a></div>
Sulit untuk tidak mengatakan kalau novel Five Little Pigs ini mempunyai ide cerita yang sama dengan Elephants Can Remember terbitan 1972. Poirot diminta untuk memecahkan kasus yang telah terjadi belasan tahun yang lalu demi menyelamatkan masa depan seorang putri yang akan segera menikah. Carla Lemarchant, sang putri, percaya Poirot bisa melakukannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i style="text-align: left;">" Tidakkah anda menyadari bahwa di antara moyang setiap orang pasti ada yang jahat atau berkelakuan buruk? "</i><span style="text-align: left;"> (kata Poirot, hal.13)</span><br />
<span style="text-align: left;"><br /></span>
<br />
<span style="text-align: left;">Namun Carla bergeming. Poirot menyerah, dia harus menyusun kembali keping-keping peristiwa masa lalu. </span>Enam belas tahun yang lalu Alderbury adalah tanah pertanian nan indah di tepi pantai Devon, Inggris. Di sana pasangan Mr. dan Mrs. Crale tinggal. Hari itu cerah, Mr. Crale yang pelukis ditemukan mati di taman tepi pantai dimana ia melukis. Otopsi yang dilakukan menunjukkan ia mati karena keracunan <i>coniine Hidrobromida</i>, racun dari pohon cemara. Penggeledahan polisi menemukan botol racun tersebut dalam lemari pakaian Mrs. Crale. Mudah ditebak kalau ia segera digelandang dan disidang di Pengadilan. Ia dinyatakan bersalah, dan setahun kemudian meninggal dalam tahanan.<br />
<br />
Namun kisahnya tidak sesederhana itu. Di balik peristiwa tragis tersebut tercium aroma cinta segitiga. Salah seorang model lukisan Mr. Crale, Elsa Greer, yang lebih muda dan cantik, dengan terang-terangan mengungkapkan percintaannya dengan Mr. Clare kepada sang istri. Cekcok pun terjadi. Sampai keluar kata-kata ancaman pembunuhan dari mulut istri yang terbakar api cemburu. Beberapa orang mendengarkan pertengkaran tersebut. Mereka kelak menjadi saksi yang memberatkan Mrs. Clare di pengadilan.<br />
<br />
Kalau anda bertanya bagaimana plot cerita ini disusun, jawabannya sebagian besar adalah rangkaian wawancara Poirot terhadap orang orang yang terlibat pada proses hukum kasus Clare. Mereka adalah pengacara, jaksa penuntut, hakim, polisi, dan... mereka yang terlibat langsung pada peristiwa saat itu! Jumlahnya lima orang, seperti sajak kanak <i>Five Little pigs</i>,<br />
<br />
<i>Babi kecil yang ini pergi ke pasar,</i><br />
<i>Babi kecil yang ini tinggal di rumah,</i><br />
<i>Babi kecil yang ini makan daging panggang,</i><br />
<i>Babi kecil yang ini tak punya apa apa,</i><br />
<i>Babi kecil yang ini menangis " hik hik hik, aku tersesat tak bisa pulang! "</i><br />
<br />
Memang tak bisa lain. Poirot harus mendapat gambaran yang utuh atas peristiwa yang telah terjadi. Logis. Yang tak logis, ini - kurang jelas mengapa Agatha gandrung menjadikan sajak sajak tradisional sebagai bagian dari plot cerita. Kesannya jadi agak 'maksa'. Tapi begitulah, Poirot bergerilya mendatangi lima 'babi' yang dulu menjadi bagian dari panggung pembunuhan Mr. Crale si seniman nyentrik.<br />
<br />
Ada Meredith Blake dan Philip Blake, mereka berdua kakak beradik sahabat dari kecil Clare. Elsa Greer, model lukis yang bukan sekedar model. Cecilia William, guru dan pengasuh Angela Warren, adik Mrs. Clare. Enam belas tahun kemudian Meredith masih berkutat dengan rumah lamanya, Handcross Manor. Philip menjadi orang yang sangat kaya dari saham. Elsa, hmmm.... keberuntungan nampaknya terus memayunginya. Dia menjadi Lady Dittisham, istri bangsawan Inggris yang terhormat. Cecilia William telah pensiun mengajar dan tinggal di apartemen sederhana. Angela Warren tumbuh menjadi ilmuwan geografi ternama.<br />
<br />
Dengan kelihaiannya Poirot berhasil mendapatkan kesaksian versi masing-masing. Bukan cuma itu, iapun berhasil mengumpulkan mereka di Handcross Manor. Dan perjalanan ego seorang Hercule Poirot pun dimulai. Ia berpidato menyihir para pendengarnya. Ia merekonstruksi secara utuh apa yang sesungguhnya terjadi enam belas tahun yang lalu.<br />
<br />
<b>Behind The Story</b><br />
<br />
Kalau ngak hobi-hobi banget, membaca buku ini dari awal sampai 90% cerita, ya..... mungkin agak sedikit membosankan. Karena isinya hanya interview Poirot dengan karakter-karakter yang terlibat. Kecuali anda senang dengan dialog-dialog atau drama psikologis, buku ini jagonya. Thriller? tidak. Ketegangan nyaris tidak terasa. Namun dialog-dialognya.... saya bilang T O P. Agatha pandai mendeskripsikan dialog-dialog yang bernas. Sarat dengan emosi dan ekspresi.<br />
<br />
Meredith digambarkan sebagai peragu, Philip pengusaha sukses yang arogan, Elsa? masih tetap licik tak bermoral. Miss William adalah guru produk victorian yang kolot dengan standar moralitas yang tinggi. Angela Warren, wanita cerdas yang meraih kedudukan tinggi dalam lingkungan akademik. Salah seorang dari mereka merupakan pembunuh sesungguhnya Mr. Clare, bukan Mrs. Clare seperti yang dituduhkan pengadilan.<br />
<br />
Hanya endingnya agak aneh. Sang pembunuh yang akhirnya mengaku dibiarkan bebas pergi. Tidak ada polisi yang berjaga di luar ruangan. Tidak ada hukum karma yang menghukum dengan takdir setimpal. Bahkan ia melenggang dengan keagungan. Agatha telah membiarkan seorang pembunuh berlalu....<br />
<br />
<br /></div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-80404098559146103872013-01-21T20:25:00.001-08:002023-02-07T06:39:17.038-08:00Hotel Bertram (At Bertram's Hotel, 1965)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRwU9KCbqtkeAUgvCyfvhEmdQf9kYGpZc-kQdAXz1qzsf92xkprKQ" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRwU9KCbqtkeAUgvCyfvhEmdQf9kYGpZc-kQdAXz1qzsf92xkprKQ" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/03/agatha-christie-hotel-bertram-at.html">Hotel Bertram.</a></b> Terletak di London. Bergaya arsitektur <i>Edwardian</i> (masa Raja Edward), dan tetap mempertahankan tradisi gaya hidup orang Inggris tradisional. Acara minum teh dengan hidangan kue <i>muffin. </i>Pelayan hotel yang luar biasa <i>gentleman. </i>Ruang perapian dengan tempat duduk bersandaran tinggi. Pihak manajemen hotel memutuskan untuk 'mengundang' para ningrat Inggris untuk menginap di sana untuk lebih menghidupkan 'suasana' masa lalu kejayaan Inggris. Tentu dengan diskon yang cukup terjangkau, karena ningrat kini bisa jadi ningrat yang telah jatuh miskin, namun tetap taat tradisi. Nyatanya strategi ini cukup berhasil, karena Hotel Bertram tetap menjadi hotel yang elit dengan tarif selangit. Namun bagi Jane Marple, apa yang dia lihat di hotel Bertram terlalu sempurna. Terlalu indah untuk jadi nyata. Dan biasanya ada sesuatu dibalik panggung sesempurna itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bess Sedgwick, adalah wanita dibalik hotel Bertram. Dia adalah selebriti nyentrik dengan gaya hidup penuh kontroversi. Pernah menjadi pembalap mobil, penunggang kuda, dan menerbangkan pesawat. Kawin cerai. Dan kini ia termasuk jajaran orang kaya Inggris. Selain kawin cerai, rupanya banyak juga bagian dari masa lalunya yang disembunyikan. Termasuk kenyataan bahwa ia kini mempunyai anak gadis remaja yang baru menamatkan SMA Katolik di Italia. Meskipun mereka jarang bertemu, ia berharap Elvira, anaknya menjadi anak yang patuh dan manis. Tapi, <i>like mother, like daughter. </i>Sekolah tidak menghalangi Elvira untuk meniru ibunya. Berani, nekad, dengan kecantikan yang setara. Ibu dan anak kini berada dalam hotel yang sama, Hotel Bertram. Dan Miss. Marple terlalu banyak mendengar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang dikhawatirkan Miss. Marple menjadi kenyataan. Terjadi pembunuhan di <i>Hotel Bertram.</i> Michael Gorman, seorang <i>doorman</i>, terbunuh. Dia terbunuh saat berusaha melindungi Elvira dari penembakan gelap. Atau, benarkah demikian? Inspektur Kepala Fred Davy, lain lagi. Dia menyambangi hotel atas kasus menghilangnya pendeta Pennyfather. Sementara pada saat yang sama ia pun dipusingkan dengan kasus perampokan kereta. Perampokan yang samar-samar berhubungan dengan Hotel Bertram. Segala sesuatu nampaknya berhubungan dengan hotel ini.<br />
<br />
Miss. Marple selesai berlibur. Dia telah meninggalkan Hotel Bertram. Tapi di stasiun Peddington ia dihentikan polisi. Anda diminta datang oleh Inspektur Kepala Fred Davy, kata petugas yang menjemputnya. Rupanya kasus Hotel Bertram semakin berkembang. Miss. Marple diminta membantu mengungkap kemelut ini. Ah, ternyata benar Miss. Marple. Hotel Bertram terlalu banyak menyembunyikan aura jahat.<br />
<br />
Puncaknya adalah seorang penjahat yang tersudut. Bak adegan <i>thriller</i>, sang penjahat melarikan diri di depan Davy. Memecahkan kaca jendela dengan telepon, lalu melompat, memanjat dinding hotel, menyusuri atap, melompat dan lari dengan sebuah mobil balap. Tapi lagi lagi duet Davy-Marple harus kecewa. Adegan action itu tidak mengungkap pembunuh sebenarnya. Pembunuh sebenarnya masih tetap hidup. Berlindung dibalik wajahnya yang polos.....<br />
<br />
<b>Behind The Story</b><br />
<b><br /></b>
Bila anda menanyakan alamat Hotel Bertram pada polisi London, mungkin akan disambut dengan kerutan di dahi. Hotel itu tak pernah ada. Nama hotel itu justru ada di Copenhagen, Denmark. Mengapa demikian, ho ho ho ini <i>kan</i> bisa bisanya Agatha.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSt0HdH5AO6iAw7QK2ePBxv3mwGA7ZndxXdYIj3chfmeAFfcLPG" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="300" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSt0HdH5AO6iAw7QK2ePBxv3mwGA7ZndxXdYIj3chfmeAFfcLPG" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hotel Bertrams, Copenhagen, Denmark.<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</td></tr>
</tbody></table>
Agatha memulai novel dengan cara yang nikmat. Dia menggambarkan suasana hotel dengan sempurna. Interiornya, para pelayan hotel, hidangan yang disajikan, dan tamu tamu hotel. Novel ini memang asyik dibaca saat suasana santai, atau liburan, atau kala sedang menginap di hotel. Miss. Marple sendiri <i>dibayarin </i>keponakannya menginap di sana. Mengatasi kejenuhan tinggal St, Mary Mead, desa kecil nan sepi dimana Jane biasa tinggal. Mengenai komentar Jane bahwa Hotel Bertram telah menjadi panggung yang terlalu sempurna, Hercule Poirot pernah berkomentar serupa dalam Orient Express bahwa gerbong yang dia tumpangi menjadi panggung yang terlalu sempurna untuk menjadi nyata. Dan kedua panggung itu benar-benar menjadi panggung yang sempurna untuk pembunuhan.<br />
<br />
Namun anda akan berjumpa dengan Jane Marple pada bab-bab awal saja. Selebihnya seting cerita berfokus pada sepak terjang Inspektur Kepala Fred Davy dalam melacak raibnya pendeta dari Hotel Bertram, dan kemudian perampokan kereta. Boleh dikatakan dalam novel ini Miss. Marple hanya kebagian peran figuran saja.<br />
<br />
Secara garis besar, plot cerita terdiri dari kehidupan Hotel Bertram, Kepolisian Inggris yang dipusingkan dengan maraknya perampokan dalam jumlah besar, dan kehidupan Lady Sedgwick yang kontroversial. Dalam novel ini anda akan kembali berjumpa dengan tokoh 'Mr. Robinson' yang misterius. Yang tahu banyak hal-hal khusus yang tak diketahui khalayak. Kepada beliaulah Davy pertama-tama datang untuk menemukan tokoh tokoh kunci di balik <u>Hotel Bertram.</u><br />
<br />
Bess Sedgwick pantas menjadi tokoh utama novel ini. Dari wanita ini kisah mengalir. Jauh dari masa lalunya yang menikah pada usia dini. Kalaupun ada 'lubang besar' dalam cerita ini, saya menunjuk pada cara Micky Goorman tertembak. Duduk perkara penembakan ini ditemukan oleh penalaran dan intuisi Inspektur Davy dan Miss. Marple. Saya tidak tahu apakah di tahun 1965 ketika novel ini dirilis dunia sudah mengenal uji balistik. Padahal dengan uji balistik, dapat ditemukan jarak dan arah tembak. Dengan demikian gugurlah cerita cerita penembak gelap dari pekarangan hotel.<br />
<br />
Yang juga agak jorok adalah soal ditemukannya pistol yang dipergunakan untuk menembak. Kenapa harus ditemukan di sekitar lokasi penembakan. Kenapa tidak dibuang jauh-jauh. Kenapa tidak ada penyelidikan terhadap sidik jari, atau kalau tidak ada sidik jari, mungkin sarung tangan untuk menghilangkan sidik jari. Agatha alpa dalam hal ini. Ketakutan Elvira akan jatuhnya hak waris ke tangan yang salah juga <i>lebay. </i>Wali atau pengacaranya dengan mudah menjelaskan perkara hak waris ini. Tidak perlu ada pembunuhan untuk hal ini.<br />
<br />
Terlepas lembeknya penyelesaian akhir, saya tetap suka novel ini. Terutama bila mengenai deskripsi hotel dan acara menyusuri kota London. Mungkin karena ruwet dan kurang beradabnya kota-kota besar kita. Nampaknya standar etika di kota kota besar Eropa jauh lebih baik. Kita merindukan itu. Terakhir, saya menulis resensi ini dalam keadaan 'repot'. Karena waktunya kebagian jaga bayi, ditambah terkena flu berat sehingga harus mengenakan masker. Kaca mata jadi terembuni hembusan nafas. Dede bayi ngak mau diem. Mengetik jadi tersendat sendat. Beneran repot.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIEX_UFOmRPgNvnaDaaBRvOxAr0gDOoygIliNtwdPedBrKbTGsMlFfyp5xs_weyeC1ekUyGirA3RBU0kWbZix-PO_qHyEzurEGm8Bu4SFbTP8XccWd4EXrxK6HoiaXPzZavKoLgjmNwDc/s1600/Snapshot_20130327_4.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIEX_UFOmRPgNvnaDaaBRvOxAr0gDOoygIliNtwdPedBrKbTGsMlFfyp5xs_weyeC1ekUyGirA3RBU0kWbZix-PO_qHyEzurEGm8Bu4SFbTP8XccWd4EXrxK6HoiaXPzZavKoLgjmNwDc/s320/Snapshot_20130327_4.JPG" width="320" /></a></div>
<br /></div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-16849121357789351272013-01-20T05:05:00.004-08:002023-02-07T06:46:34.359-08:00Pembunuhan atas Roger Ackroyd (The Murder Of Roger Ackroyd, 1926)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT_8lMrj_zmJ7i5f3bvvWv02jJnOgR2CsCMSDpiwkr58zmzm5td" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="200" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT_8lMrj_zmJ7i5f3bvvWv02jJnOgR2CsCMSDpiwkr58zmzm5td" width="123" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerita ini berlatar belakang Inggris era 1920-an, di sebuah desa bernama King's Abbot, tak jauh dari Cranchaster. Rencananya Hercule Poirot akan menikmati masa pensiunya di desa ini, dan berjanji tidak akan lagi menerima kasus-kasus pembunuhan. Eh, tak dinyana pembunuhan terjadi tak jauh dari rumahnya. Mana mungkin Poirot tidak peduli? Dia harus melanggar janjinya sendiri...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malam itu, sekitar 9.45 -10.00 terjadi pembunuhan atas Roger Ackroyd, seorang tuan tanah dan industriawan sukses di rumahnya sendiri, Fernly Park. Pada saat kejadian, dirumah tersebut terdapat Mayor Blunt, Tuan Raymond, Nona Ackroyd, Nyoya Akcroyd, Parker, Nona Russel, Ursula Bourne, Nyonya Cooper, Gladys Jones, Elsie Dale, dan Mary Thripp. Kematian terjadi karena tusukan belati, dan dokter Sheppard yang kemudian datang dan memeriksanya memerintahkan para pembantu untuk menelepon dan melaporkan kasus ini kepada polisi. Polisi kemudian meminta bantuan Mr. Poirot, <span style="font-style: italic;">eh bien</span>?<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://ad009cdnb.archdaily.net/wp-content/uploads/2013/03/51485fc2b3fc4b63bb000015_through-the-lens-art-deco-s-debt-to-agatha-christie_murder_of_roger_ackroyd4-528x297.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="http://ad009cdnb.archdaily.net/wp-content/uploads/2013/03/51485fc2b3fc4b63bb000015_through-the-lens-art-deco-s-debt-to-agatha-christie_murder_of_roger_ackroyd4-528x297.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fakta lokasi menyebutkan bahwa Tuan Ackroyd masih hidup sekitar pikul 9.30 karena Parker mendengar tuannya masih berbicara dari ruang kerjanya yang masih terkunci. Pembunuh nampaknya melakukan aksinya dengan membuka jendela ruang kerja, membunuh, kemudian melarikan diri dengan meninggalkan jejak sepatu. Sepertinya gampang menemukan pelakunya, tetapi jalan cerita malah menjadi rumit. Orang yang melompat jendela tidak pernah ditemukan. Penyelidikan berkembang dengan kecurigaan kepada para penghuni rumah. Lagian, setiap orang yang berada di rumah itu mempunyai kesempatan dan motivasi untuk melakukannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/11/06/article-2488212-0890412C000005DC-50_634x605.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="381" src="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/11/06/article-2488212-0890412C000005DC-50_634x605.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Mr. Poirot yang tak jadi pensiun.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">
Dalam kisah ini, yang menjadi pencerita (narator) adalah dr. Sheppard. Beberapa clue ditebar. Ingat ingat apabila anda menemukan orang yang hobi mengotak atik tape recorder (selebihnya, hmm jangan <i>ah</i>, itu spoil...). Termasuk, siapa yang masuk duluan ke TKP! Maka tak heran beberapa versi gambar cover novel ini adalah: tape.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://ad009cdnb.archdaily.net/wp-content/uploads/2013/03/51485fbfb3fc4b63bb000014_through-the-lens-art-deco-s-debt-to-agatha-christie_murder_of_roger_ackroyd2-528x297.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="http://ad009cdnb.archdaily.net/wp-content/uploads/2013/03/51485fbfb3fc4b63bb000014_through-the-lens-art-deco-s-debt-to-agatha-christie_murder_of_roger_ackroyd2-528x297.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Banyak kalangan yang menyebut The Murder of Roger Ackroyd merupakan salah satu novel terbesar Agatha. Setuju banget. Novel ini terlalu jenius untuk dilewatkan. Metode pembunuhannya nyaris sempurna. Tidak ada lubang besar yang akan membuat kita ragu. Agatha coba lagi membuat pembunuhan serupa pada <i>Pembunuhan di Malam Natal</i>, 12 tahun kemudian. Dengan memutar pelakunya. Menurut saya lagi lagi sukses menjebak pembacanya. Tetapi novel belakangan tidak lagi main main dengan <i>narator.</i> Pasti ketahuan, <i>dong.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b>
<b>Behind The Story</b><br />
<b><br /></b>
<br />
<div>
<div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR_jpXO_0EMM1CiNn_0ee0uHyEhQGuF00l5FLvHKuO0CR9-GwQi2w" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR_jpXO_0EMM1CiNn_0ee0uHyEhQGuF00l5FLvHKuO0CR9-GwQi2w" /></a></div>
Pernah kepikiran kenapa novel novel karya Agatha Christie bikin ketagihan para pembacanya ?<br />
<br /></div>
<div>
Dalam Hypnotic Writing karya Joe Vitale (Bapak Pemasaran <span class="Apple-style-span" style="color: black;">Hypnotis</span>), disebutkan bahwa novel Agatha Christie telah diteliti oleh para ahli (The Agatha Project) untuk mencari tahu penyebab mengapa orang orang mencari novel-novel karangannya terus menerus, nyaris seperti ketagihan. Menurut hasil penelitan itu, <span class="Apple-style-span" style="color: black;">Agatha Chistie</span> menggunakan teknik sastra yang mirip <span class="Apple-style-span" style="color: black;">hipnoterapis</span><span class="Apple-style-span" style="color: black;">,</span> yang memiliki efek <span class="Apple-style-span" style="color: black;">hipnosis</span> bagi para pembacanya. Penelitian itu mendapati bahwa frasa umum yang digunakan Agatha bertindak sebagai pemicu untuk meningkatkan kadar serotonin dan endorfin, dua kurir kimia dalam otak yang menimbulkan rasa senang.<br />
<br />
Ah, bagi saya Agatha memukau karena dia menciptakan karakter yang tak pernah ada sebelumnya. Dia tidak membebek Sherlock yang duluan ngetop. Dia melakukannya dengan lebih baik!<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI7FCarZGoHzo6F9wDTJmo2Oq72jm5jq0RRQxd1Y87dTQ1oGfn9UcV6_UbivrParybN6SV3Aqd97eyQP9OotZDPFVNCzDuVH7_DfURCmmOO5OnZjukFLRMb4mwU0jQA_BEKAsap01AYLm5/s400/Murder+of+Roger+Ackroyd+possibly.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiI7FCarZGoHzo6F9wDTJmo2Oq72jm5jq0RRQxd1Y87dTQ1oGfn9UcV6_UbivrParybN6SV3Aqd97eyQP9OotZDPFVNCzDuVH7_DfURCmmOO5OnZjukFLRMb4mwU0jQA_BEKAsap01AYLm5/s400/Murder+of+Roger+Ackroyd+possibly.jpg" width="400" /></a></div>
</div>
</div>
</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-86155162622256041302013-01-20T04:51:00.004-08:002023-02-08T14:47:37.281-08:00Saksi Bisu (Dumb Witness, 1937)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS3IDaRGkpkCfwtIbN5IvvLFR0Fp1YPfFgNyPYDe2O88WF46At_aA" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS3IDaRGkpkCfwtIbN5IvvLFR0Fp1YPfFgNyPYDe2O88WF46At_aA" width="149" /></a><br />
<div align="justify">
<em>" Bella tak ada kekurangannya. Dia wanita yang baik sekali... meskipun begitu Bella belum dianggap sempurna. Bella kawin dengan orang asing -dan, bukan sekedar orang asing. Orang Yunani. Bagi Emily Arundell orang Yunani tidak lebih dari pada orang Yahudi </em><span style="text-align: left;">(hal. 17).</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Bukan sekali ini saja Agatha bersikap rasis. Dalam Crooked House, 1949, alis <i>Catatan Josephine</i>, bahkan lebih menonjol lagi. Entah kenapa dia kurang suka kepada dua bangsa ini. Yang jelas, Bella memang menikah dengan seorang dokter Yunani. Walau dokter... ya tetap saja Yunani. Mungkin itu yang ada dalam benak Emily Arundel sebelum kematiannya. Emily itu jenis aristoktrat Inggris, mungkin generasi terakhir.<br />
<br /><span style="text-align: left;">Cerita dibuka dengan kematian perawan tua bernama Emily Arundel yang mula-mula dianggap wajar. Tetapi detektif kita, Hercule Poirot, tidak begitu saja percaya. Walaupun dokter menyimpulkan kematian disebabkan penyakit kuning yang telah lama diderita. Sepucuk surat yang datang terlambat memicu penyelidikan terhadap orang orang yang patut dicurigai. Kecurigaan makin bertambah karena ternyata warisan Nona Arundel - yang kaya itu - tidak diberikan kepada saudara saudara terdekatnya. Tetapi jatuh ke pelayan yang bernama Wilhelmina Lawson. Ada apa ini?</span></div>
<div align="justify"><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><br /></div>
Mengungkapkan pembunuhan yang telah lama terjadi agak tidak mudah. Menggali ingatan para saksi hidup yang sudah mulai pudar semakin sulit. Hercule Poirot didampingi kapten Hastings kemudian fokus mencari profil yang cocok dengan teknik membunuh si pelaku. Dia digambarkan sebagai orang yang berpikir sederhana, faham kimia, obat, dan penyakit. Si pembunuh faham pula bahwa di usia senjanya, Emily orang yang mulai sakitan. Tapi anehnya walaupun terdapat tiga orang dokter dalam kisah tersebut, tak satupun yang menjadi pembunuhnya.<br />
<br />
Jadi bukan masalah profesi, lebih ke profil psikologis. Memang novel ini sarat dengan analisa psikologis. Membuat pengetahuan tentang obat obatan dan racun menjadi kurang berarti. Hmm, masalah racun ini, kenapa ya selalu wanita yang menjadi peraciknya....</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-46186052613108592152013-01-20T04:47:00.003-08:002023-02-08T14:53:47.059-08:00Pesta Hallowe'en (Hallowe'en Party, 1969)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div align="justify">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSYKyRvfjRjHlHVSqV4fmga8ABxXLJ-iFlYyTVRGl848TM0PaxrPQ" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSYKyRvfjRjHlHVSqV4fmga8ABxXLJ-iFlYyTVRGl848TM0PaxrPQ" width="124" /></a></div>
Setelah hampir 6 dekade menulis buku detektif, alur cerita Agatha makin licin saja untuk ditebak. Dalam novel ini beberapa gaya Agatha agak di luar kebiasaan. Pertama, banyak melibatkan tokoh anak belasan tahun. Melihat kebiasaan sebelumnya, tokoh tokoh dalam novelnya didominasi orang orang dewasa, perawan tua, dokter, pelayan, dan tentu saja polisi. kedua, pembunuhan terjadi pada anak anak belasan tahun. Ketiga, dalam novel novel sebelumnya jarang ditemui, adegan intim seperti ini :</div>
<div align="justify">
<br />
<em>....Pasangan itu tidak peduli. Mereka mendesah dan terus berpelukan....Yang laki-laki lima belas tahun mungkin, sedangkan yang perempuan dua belas tahun lebih sedikit, walaupun perkembangan dadanya jelas sudah matang...Bibir mereka bertautan kencang.....</em> (hal 21-22 ).</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Terakhir, Agatha menggunakan analogi Narcissus, Lucifer, Iphigenia, Agamemmon, Troy,...taman firdaus. Teknik ini jarang dipergunakan dalam melukiskan karakter tokoh dan lokasi novel. Mungkin Sang Maestro sudah bosan dengan penggambaran realis, sehingga mencoba untuk lebih abstrak.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSI7f7YlmyH_dxrhEnq5DwcIAe5D0LVrXdGgng1ny6THu6m-jxWMw" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSI7f7YlmyH_dxrhEnq5DwcIAe5D0LVrXdGgng1ny6THu6m-jxWMw" /></a></div>
<br /></div>
<div align="justify">
<span style="text-align: left;">Cerita dimulai dengan pesta hallowe'en yang juga dihadiri sobat Hercule Poirot, pengarang cerita detektif bernama Adriane Oliver. Dan terjadilah pembunuhan itu, Joyce Reynolds ditemukan terbunuh. Seseorang menyurukan kepalanya ke dalam ember berisi air dan apel. Beberapa saat sebelum ditemukan tewas, Joyce membual telah melihat pembunuhan. Nampaknya seseorang merasa terusik. Penelusuran Poirot menemukan bahwa pembunuhan Joyce bertali temali dengan pembunuhan pembunuhan tak terpecahkan beberapa tahun sebelumnya.</span><br />
<span style="text-align: left;"><br /></span>
<span style="text-align: left;"><b>Behind The Story</b></span><br />
<br />
<span style="text-align: left;">Dibanding novel lainnya, buku ini termasuk novel dengan kerumitan sederhana. Beberapa kemungkinan yang menjadikannya demikian adalah:</span><br />
<ol>
<li>Agatha menjelang tahun 70an telah memasuki usia uzur. Untuk wanita berusia 80 tahun, sungguh luar biasa beliau masih punya imajinasi dan daya ingat untuk menulis novel detektif yang rumit rumit (hebat!).</li>
<li>Dan tentu saja Agatha telah kaya raya dari hasil penulisann novel novel sebelumnya (pendapatannya dari berbagai sumber mencapai 100.000 pound/ 1,8 miliar Rupiah! pertahunnya). Dia bilang: <span style="background-color: white; text-align: start;"><span face="Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif, MS sans serif" style="font-size: x-small;"> </span><span style="font-family: inherit;">"I only write one book a year now, which is sufficient to give me a good income ".</span></span></li>
<li>Aktivitas bepergian mulai dikurangi, termasuk kunjungan favoritnya ke Timur Tengah dan Amerika. Well... sumber cerita juga mulai kurang variatif.</li>
</ol>
<a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ9WvnJzmm-FdglSraaZUc_ruDiNX37K4tNxEQbuP7uhD8PdkUtTw" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ9WvnJzmm-FdglSraaZUc_ruDiNX37K4tNxEQbuP7uhD8PdkUtTw" /></a><span style="text-align: left;">Pada saat meninggal pada tahun 1976, Agatha telah menghasilkan 83 judul buku yang terjual sekitar 300 juta kopi. Hmmm, untuk nenek sesakti ini, karya manapun kita harus mengucapkan: saluuuttt!!!</span><br />
<span style="text-align: left;"><br /></span>
<span style="text-align: left;"><a href="http://www.brainyquote.com/quotes/quotes/a/agathachri121757.html" style="background-color: white; color: black; font-family: Verdana, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 20px; line-height: 26px; text-decoration: none;" title="view quote">I like living. I have sometimes been wildly, despairingly, acutely miserable, racked with sorrow, but through it all I still know quite certainly that just to be alive is a grand thing.</a></span><br />
<br /></div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-34844219877909856252013-01-20T04:38:00.003-08:002023-02-08T14:57:52.676-08:00Gajah Selalu Ingat (Elephants Can Remember, 1972)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSBEVmzy5FBtzOkPPDx_i7veRACm5M0Sm-d3slI_J4Zm_5qXb7sOw" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSBEVmzy5FBtzOkPPDx_i7veRACm5M0Sm-d3slI_J4Zm_5qXb7sOw" width="133" /></a><br />
<div align="justify">
Walaupun selama lima dekade Agatha Christie telah menelorkan kisah pembunuhan yang rumit-rumit, sebenarnya motif pembunuhan yang terjadi kebanyakan hanya berkutat pada dua hal: uang dan cinta. Jarang pembunuhan yang terjadi disebabkan motif kekuasaan dan atau politik (kecuali memang pada novel 'politik' model 'Empat Besar'). Pada novel ini motivasi cinta yang komplek menjadi latar sebuah pembunuhan.<br />
<br />
Dikisahkan sepasang kembar identik, Dolly dan Molly mulai beranjak dewasa. Seperti kebanyakan kembar identik lainnya, mereka mempunyai hobi yang mirip, selera baju yang sama, tindak tanduk yang saling melengkapi, dan... pria yang dicintai sama pula. Di sini lah tragedi dimulai. Ravenscroft, lelaki yang tentara ini, mula mula mencintai Dolly yang lebih cantik. Tetapi kemudian memutuskan untuk menikahi Molly.<br />
<br />
Di akhir cerita, cinta segitiga berujung maut dengan ketiga-tiganya mati terbunuh secara misterius. Masalahnya tidak berhenti sampai disana. Beberapa puluh tahun kemudian keturunan mereka menuntut kejelasan kematian orang tuanya demi keutuhan rencana pernikahan yang sudah di ambang pintu. Dan Adriane Oliver, sang penulis cerita detektif harus bertindak - karena sang calon pengantin adalah anak baptisnya. Kepada Hercule Poirot, seperti biasa, kasus ini dilimpahkan untuk dipecahkan. Gajah selalu ingat. Kepada mereka yang masih hidup dan menjadi saksi tragedi masa lalu, para <i>gajah</i>, sang detektif satu persatu minta kesaksian.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjmkm_CRmmNRwhSH0JyddB_H9EoSUrML0MGwdCARTp0Zu9ew01y_sggDOGVktEirFodiPDPlPd8ZARDs-RaJbhNii1rXuM9s8H_oGQ3-EyeEuEtt4MwxnZ7A-lIRlZSF9DiJ1oC1RzT6U/s1600/Agatha.Christies.Poirot.S13E01.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="223" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjmkm_CRmmNRwhSH0JyddB_H9EoSUrML0MGwdCARTp0Zu9ew01y_sggDOGVktEirFodiPDPlPd8ZARDs-RaJbhNii1rXuM9s8H_oGQ3-EyeEuEtt4MwxnZ7A-lIRlZSF9DiJ1oC1RzT6U/s400/Agatha.Christies.Poirot.S13E01.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Hhhh, tahun 1972? Usia Agatha Christie di ambang 80an. Sebenarnya usia yang cocok untuk pensiun. Nyatanya si nenek masih terus aktif menulis. Barangkali kali pada masa itu, Agatha tidak lagi membuat cerita-cerita grande. Sekedar memuaskan para pecintanya? bisa jadi. Namun barangkali pada masa itu ilmu forensik sudah mulai berkembang. Forensik? Nah, bagi anda mania novel Agatha, di buku ini kita bisa sedikit menemukan kelemahan logika pembunuhan:<br />
<br />
Disebutkan bahwa pada kejadian ditemukannya lokasi pembunuhan/ bunuh diri Ravenscroft dan Molly, ditemukan sidik jari mereka berdua (Molly dan Ravenscroft) pada senjata api yang mengakhiri hidup pasangan ini. Tetapi Poirot menyimpulkan kemudian bahwa wanita pasangan bunuh diri Ravenscroft bukanlah Molly, tapi Dolly. Di sinilah mungkin kelemahan (kealpaan?) Agatha. Kalau memang yang terbunuh adalah Dolly, pada saat itu polisi yang mengotopsi jenazah mereka- lewat uji sidik jari - akan menyimpulkan yang terbunuh adalah Dolly (ingat lho, tahun 1975 ketika kisah ini dibuat, teknologi pengenalan sidik jari sudah ada). Dan kisah pembunuhan akan terkuak pada saat itu juga, tanpa harus menunggu puluhan tahun kemudian, tanpa harus bikin Poirot repot.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Sebagai catatan akhir, novel ini adalah novel pamungkas yang ditulis Agatha sebelum meninggal. (walaupun sebagian berpendapat novel terakhir adalah Postern of Fate - Gerbang Nasib). Mungkin semacam permohonan dari penulisnya agar selalu dikenang, seperti gajah yang tak pernah lupa.</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-46349924830555584492013-01-20T04:31:00.001-08:002023-02-09T04:22:04.916-08:00Tirai ( Curtain, 1975 )<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div align="justify">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://covers.openlibrary.org/b/id/3504-M.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://covers.openlibrary.org/b/id/3504-M.jpg" /></a></div>
<span style="text-align: left;">Dimulai di desa Styles, diakhiri di tempat yang sama. Demikian mungkin yang ada di benak Agatha waktu menulis novel ini 'Curtain'. Pembunuhan di Styles merupakan novel perdana Agatha yang memperkenalkan tokoh Hercule Poirot kepada publik. Pada novel Styles pertama tersebut Poirot yang masih bugar didampingi teman setianya kapten Arthur Hastings berhasil membongkar pembunuhan di sebuah losmen di Styles.</span><br />
<br /></div>
<div align="justify">
Losmen di Styles kembali menjadi latar cerita pada 'curtain' (tirai/layar) yang dirilis tahun 1975. Sebenarnya Agatha menulis novel ini jauh-jauh hari sebelum tahun rilis. Ini semacam wasiat terakhir agar tokoh ciptaannya harus mengikuti penciptanya pergi ke peristirahatan terakhir. Agatha berakhir, Poirot pun tamat. Agatha lelah, Poirot pun sudah terlalu renta untuk bermain detektif.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Dikisahkan Kapten Hastings menerima surat untuk segera menyusul Poirot ke Styles, percis ke sebuah losmen yang dulu pernah mereka tinggali. Semacam <i>de ja vu</i>. Kapten Hastings yang kesepian karena ditinggal mati istri, bertemu Poirot tua yang duduk di kursi roda. Apa maumu Poirot? demikian Hastings kira kira bertanya.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
<em>' Ini Hastings, akan merupakan perkaraku yang terakhir. dan juga merupakan perkaraku yang paling menarik - dan karenanya penjahatnya pun demikian pula... sudah beroperasi dengan kesanggupan yang sedemikian mengagumkan sampai sampai dia mampu mengalahkan aku...'</em> ( hal 209)<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/11/01/article-2481668-1922F22600000578-790_636x622.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="390" src="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/11/01/article-2481668-1922F22600000578-790_636x622.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div align="justify">
<span style="text-align: left;">Bahkan seorang Poirot yang demikian angkuh dan tak terkalahkan mengakui kekalahannya.</span></div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
<em>'Benar benar situasi yang luar biasa, yang abnormal ! .....hingga ia tak pernah dapat dihukum karena kejahatannya itu ...</em> (hal 256).</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Hari hari di Styles memang sudah mencekam sejak awal. Apalagi ketika Hastings harus bertemu putri bungsunya, Judith, yang beranjak dewasa dan bekerja sebagai asisten laboratorium dr. Franklin. Judith yang pemberontak dan tidak mau diatur ayahnya. Sementara itu, di antara tamu-tamu losmen, terdapat pembunuh yang membunuh tanpa motif... membunuh hanya untuk kesenangan, seorang psikopat yang tampak bukan psikopat. Malah dia sebenarnya adalah teman yang menyenangkan. Dan yang lebih hebat, si pembunuh tidak perlu membunuh dengan tangannya sendiri. Dengan kemampuan manipulasi psikologis, ia bisa menggerakkan seseorang untuk membunuh. Dingin, sadis, licik! sementara Poirot yang malang masih saja dibelenggu penyakit arthritisnya...<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/11/13/article-2506890-0986C1E1000005DC-590_306x423.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/11/13/article-2506890-0986C1E1000005DC-590_306x423.jpg" width="231" /></a></div>
<span style="text-align: left;">Kapten Hastings yang temperamental, nyaris jadi alat pembunuh bagi si pembunuh. Untung saja Poirot masih waspada. Kapten Hasting urung jadi senjata si pembunuh.</span></div><div align="justify"><span style="text-align: left;"><br /></span></div><div align="justify"><span style="text-align: left;">Namun korban pertama akhirnya tetap jatuh. Dia adalah istri dr.Franklin. Situasinya bertambah runyam. Korban yang lainnya menunggu. Mungkin hanya menunggu hitungan hari. Di tengah kebingungan para penghuni losmen, Poirot harus bertindak cepat. Segala upaya dikerahkan untuk mencegah jatuhnya korban. Dan klimaksnya, tak ada pilihan lain selain mengundang sang pembunuh ke kamar pribadinya. Gila.</span></div><div align="justify"><span style="text-align: left;"><br /></span></div><div align="justify"><span style="text-align: left;">Aku tahu kau yang melakukannya! demikian Poirot menggertak.</span><br />
<br />
Sebentar. Coba anda perhatikan. Adegan duel psikologis semacam ini jarang terjadi dalam kasus kasus Poirot sebelumnya. Biasanya yang terjadi adalah dengan bangga Poirot memamerkan hasil analisa sel sel kelabunya - yang tak pernah salah, di hadapan banyak orang dan menjadikan si pembunuh tak berkutik. </div><div align="justify"><br /></div><div align="justify">Ini lain. Poirot mengundang si pembunuh, berdua saja! Dan yang kemudian terjadi adalah... Poirot (yang kali ini menang posisi) memberikan pilihan..... kamu mau mati dengan belati atau minum racun! Sang psikopat menyeringai. Luar biasa tenang orang ini. Dia berani melayani tantangan Poirot. Dua duanya harus mati! katanya. Benar benar dua orang dengan kebanggaan dan kehormatan setara. Dua duanya minum racun, dengan porsi yang sama... <span style="text-align: left;">menjadi akhir yang sama, bagi si pembunuh, bagi Poirot.</span></div>
<div align="justify">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/11/13/article-2506890-1964503100000578-138_634x370.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="233" src="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/11/13/article-2506890-1964503100000578-138_634x370.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div align="justify">
<span style="text-align: left;">Selamat jalan Poirot. "Curtain" (layar) telah diturunkan. Pertunjukan mu telah selesai. Hari hari indah bersamamu telah berakhir. Tapi engkau masih hidup di hati jutaan penggemar mu. Dan masih tetap akan hidup kelak di hati anak cucu penggemar mu.</span><br />
<span style="text-align: left;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/11/13/article-2506890-1965331F00000578-471_634x365.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="230" src="http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2013/11/13/article-2506890-1965331F00000578-471_634x365.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Surat Perpisahan Poirot kepada Hastings.</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div align="justify">
<b>Behind The Story</b><br />
<b><br /></b>
Mungkin banyak dari anda masih penasaran dengan di mana Poirot berkantor? <span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;"><span style="font-family: inherit;">Trafalgar 8137, London, adalah alamat resmi versi novel. Namun orang film lebih menyukai lokasi </span></span><span style="background-color: white; line-height: 18px; text-align: left;">Florin Court, London. <br /></span>
<br />
Mengenai ceritanya... hmmm. Kisah perpisahan yang sendu. Semua orang menangis, semua orang kehilangan. Ini kisah petualangan 25 tahun yang tak mungkin di lupakan. </div><div align="justify"><br /></div><div align="justify">Tapi... bukan yang terbaik saya pikir.<br />
<br />
Begini. Mengenai si pembunuh. Agatha tidak mengenal lawan abadi seperti layaknya Sherlock Holmes VS dr. Moriarty. Namun dalam buku perpisahan ini, Agatha coba membuat metode yang paling muskil, membunuh tanpa membunuh. Gagasan canggih, yang memungkinkan orang membunuh tanpa harus menerima hukuman. Yang membuatnya menjadi sedikit tidak grande adalah, tampilan si pembunuh yang biasa biasa saja. Bukan lawan sangar, gagah, monster atau lawan terakhir yang spektakuler. Padahal monster seperti itu pernah diciptakan dalam <i>Empat Besar</i> (The Big Four, 1927).<br />
<br />
Lagian seting ceritanya, hanya sebuah losmen kecil. Lagi lagi tidak grande. Saya membayangkan seting yang lebih monumental seperti Misteri Kereta Api Biru, atau Pembunuhan di Sungai Nil. Yaah, kalau begitu mestinya Poirot ngak lagi pake kursi roda... (mungkin begitu pikir Agatha).<br />
<br />
Tapi benarkah lokasinya tidak Grande? ngak masalah bagi orang film. Ini losmen yang mereka pakai, gagah koq...</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-9363644756628635442013-01-20T04:24:00.001-08:002023-02-09T19:53:15.084-08:00Tugas Tugas Hercules (The Labours of Hercules, 1947)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgemkC0HFQelNUKQaXEFQNJA0no7TyygaEzpfUiA-vY1BnaBQkUKgtiLGosHNe9exn9paidskYeQodXhmwFSsp_YTGAEknOArh2L7Cye2xCccrLEAmHXVxR3CCUCeS2NFU-8bS1DMDWnB6p/s1600/agatha6.jpeg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5644152832099491602" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgemkC0HFQelNUKQaXEFQNJA0no7TyygaEzpfUiA-vY1BnaBQkUKgtiLGosHNe9exn9paidskYeQodXhmwFSsp_YTGAEknOArh2L7Cye2xCccrLEAmHXVxR3CCUCeS2NFU-8bS1DMDWnB6p/s400/agatha6.jpeg" style="height: 229px; width: 144px;" /></a><br />
<div align="justify">
Novel ini terdiri atas 12 kasus yang tidak selalu berkaitan. Keunikan lainnya adalah tiap bab diberi judul seperti sastra yunani kuno: <em style="text-align: left;"><strong>singa dari Nemea, Hydra penghuni rawa Lerna, rusa dari Arcadia, babi hutan dari Erymanthus, dll....</strong></em><strong style="text-align: left;"> </strong></div>
<div align="justify">
<strong><br /></strong></div>
<div align="justify">
Kisah-kisah ini memperlihatkan minat Agatha yang luas akan mitologi Yunani. Nama Hercule Poirot sendiri terinspirasi dari legenda Hercules. Walaupun diakui secara pisik tidak ada kemiripan sama sekali diantara keduanya. Disamping mitologi Yunani, novel-novel Agatha lainnya juga kerap diwarnai mitologi mesir, dan karya karya kontemporer Eropa sendiri semisal karya-karya Shakespeare. Ketika novel ini disusun, Agatha menggambarkan Poirot sedang berada dalam puncak karirnya. Berkas-berkas Kasus menumpuk di meja kerjanya. Dia minta miss. Lemon sekretarisnya untuk menyortir 12 kasus yang paling menarik. Inilah dia kasus-kasusnya:</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Kasus #1: Hercule Poirot merasa "terhina' dengan pilihan miss. Lemon atas kasus yang pertama: seseorang telah kehilangan anjing peking peliharaannya. Poirot diminta mencari anjing.... Namun ternyata setelah diselidiki, bukan sekedar kasus anjing hilang. Ada komplotan teroraganisasi rapi, dan seorang suami yang akan meracuni istrinya.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Kasus #2: Dokter yang lagi <em>goyang </em>datang menemui Poirot. Selain dibayang-bayangi kemungkinan hancurnya reputasi, masih ditambah gosip dituduh menjadi penyebab sang istri terbunuh. Plus bonus asmara terlarang dengan asisten raciknya. Poirot beraksi, masalah <em>cincai</em> lah.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Kasus #3: O la la, Poirot memiliki mobil termahal di jamannya: Messaro Gratz. Tapi bahkan mobil termahal pun bisa mogok pula. Seorang mekanik memperbaiki kerusakannya. Tapi sang mekanikpun mengeluhkan <em>kerusakan</em> hatinya kepada Poirot. Sang kekasih hati menghilang begitu saja, ujarnya. Tak disangka, tidak mudah mencari pujaan hati mekanik ini. Poirot harus berkelana ke London, Roma, sampai ke pegunungan Swiss untuk menemukan gadis pujaan hati mekanik.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Kasus #4: Di Pegunungan Swiss, Poirot terperangkap dalam sebuah hotel karena kereta gantung penghubung sebagai satu-satunya jalan keluar mengalami kerusakan. Diselimuti salju tebal, Poirot berhadapan dengan penjahat paling dicari di Eropa.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Kasus #5: Poirot terseret-seret kasus politik. Dia harus menyelamatkan karir Perda menteri Inggris yang akan hancur karena skandal bapak mertuanya. Tekanan Pers Inggeris yang terkenal ganas harus disiasati Poirot, dengan siasat menghancurkan kredibilitas sebuah koran kuning.....</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Kasus #6: Masih kasus politikus yang harus diselamatkan. Sang poltikus bujangan berlibur di Slovakia, dijebak dengan skandal asmara dan pembunuhan di hotel tempatnya menginap. Poirot turun tangan untuk menyelamatkan politisi tersebut.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Kasus #7: Ini kasus favorit ala Poirot, peracunan menggunakan jenis belladona. Dua orang sahabat, sama-sama tentara, mencintai seorang wanita yang sama. Setelah pernikahan, intrik masih berlangsung. Dan pertunangan sepasang pencinta terancam kandas.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
kasus #8: Poirot berurusan dengan bandar narkoba yang menyamar sebagai veteran jenderal yang pernah bertugas di India. Jenis narkoba yang diedarkan adalah jenis kokain yang sering dihirup pada pesta pesta kaum muda saat itu. Dan seorang dokter muda sahabat Poirot kepincut salah seorang pengedar....</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Kasus #9: Pencurian lukisan dan penculikan siswi seni. Poirot diminta memecahkan sekaligus dua kasus yang membawanya ke Paris. Ternyata dua kasus tersebut saling berhubungan. Lenyapnya siswi seni di kereta London menjadi awal penyelidikan.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Kasus #10: Kasus ini ada hubungannya dengan komplotan pencuri anjing pada kasus #1. Komplotan yang telah insyaf, namun sekali lagi berurusan dengan Poirot. Kali minta bantuan sang detektif. Urgen, katanya karena beberapa koleganya terpengaruh suatu sekte keagamaan. Kecurigaan membuncah karena beberapa pengikut sekte tewas dengan mewariskan harta yang banyak dan diwasiatkan untuk disumbangkan ke pihak sekte. Poirot menyusupkan orang orangnya ke sekte, dan memang ada permainan kotor dibalik pesona spiritual sang imam. Akhirnya bekerja sama dengan Scotland Yard dilakukan penggerebekkan....</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Kasus #11: Anda mungkin kenal artefak seperti<em> goblet</em> atau<em> hollygrail. </em>Sejenis piala/ gelas yang biasa dipergunakan dalam upacara suci. Di jaman kontemporer, artefak ini bukan lagi benda suci untuk upacara, tetapi berubah fungsi menjadi benda investasi bagi kaum kapitalis. Dan sebuah goblet seharga puluhan ribu pound telah dicuri. Detektif kumis mencarinya, walaupun harus mengendus keliling bumi....</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Kasus #12: Apa yang anda ketahui tentang kehidupan asmara Hercule Poirot. Poirot yang lajang, kesepian, dan tak pernah diceritakan jatuh cinta. Kasus terakhir ini menyingkap kepada siapa sebenarnya hati Poirot berlabuh......</div>
<div align="justify">
</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-18384174717545251362013-01-20T04:14:00.004-08:002023-02-07T06:55:34.910-08:00Pembunuhan di Orient Espress (Murder in Orient Express, 1933)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBm9n_R3_HS8cvNuSGUB1ETbYnslDVQIII7jLLHEtFEetZxCfpbTMgom_jrypLgVdNADUb8dvZfOZPT0EwRu-g8MxppBOo1dEGPSpFmQOzJ-LkyIOm2EtoajVEi4yVxX4GCe0wdMbPWxE/s1600/orient.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1459" data-original-width="901" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBm9n_R3_HS8cvNuSGUB1ETbYnslDVQIII7jLLHEtFEetZxCfpbTMgom_jrypLgVdNADUb8dvZfOZPT0EwRu-g8MxppBOo1dEGPSpFmQOzJ-LkyIOm2EtoajVEi4yVxX4GCe0wdMbPWxE/s320/orient.jpg" style="cursor: move;" width="197" /></a>Tak habis-habis kekaguman kita terhadap Agatha Christie. Ada saja kejutan yang dihadirkan dari satu novel ke novel lainnya. Kemampuan mengecoh pembaca novelnya tiada tandingan. Jika anda masih merasa ragu, coba baca novel terbitan tahun 1933 ini: Murder in Orient Express (Pembunuhan di Orient Express).</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Seting cerita juga tak kalah asyik. Dimulai dari keberangkatan di Siria (Suriah), melewati selat Bosporus, berkereta dari Istanbul Turki, sampai kejadian pembunuhan di Yugoslavia (dulu sebelum pecah). Setidaknya ini selingan memikat dari novel-novel lainnya yang berlatar Inggris. Kali ini detektif kita bepergian sendiri. <span style="text-align: left;">Pada saat kereta melintasi Yugoslavia, kereta terhenti karena terhadang salju. Pada saat itulah ribut ribut terjadi. Seorang berkewarganegaraan Amerika tewas, terbunuh...</span></div>
<br />
<div align="justify">
<span style="text-align: left;">Setidaknya dapat disimpulkan bahwa pembunuhnya adalah salah seorang penumpang kereta. Oi, anda salah. Dari luar kereta? tidak mungkin karena kereta ditengah padang salju. Penumpang gelap..... nah ini mungkin. Dan beberapa kesaksian mengindikasikan penumpang gelap menjadi pembunuh. Tapi Poirot menyangkal: tidak mungkin.</span></div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Sejak dari awal detektif kita ini menangkap gejala-gejala keanehan pada gerbong yang mereka tumpangi. Pertama adalah saat itu bukan musim bepergian. Kereta biasanya sepi penumpang. Namun pada waktu kejadian gerbong penuh terisi hingga nyaris Poirot sendiri tak kebagian kamar. Kedua, penumpang gerbong dipenuhi orang dari berbagai bangsa. Mary Debenham orang Inggris, Antonio Foscarelli orang Itali, Princess Dragomiroff orang Rusia, Hildegarde Schmidt orang Jerman, dan kebangsaan lainnya... terlalu beragam. Ketiga, kesaksian masing-masing penumpang membingungkan dan menjadikan penjelasan kejadian semakin ruwet.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
<a href="http://nightsofpassion.files.wordpress.com/2013/09/murder-on-the-orient-express.jpg?w=200&h=300" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://nightsofpassion.files.wordpress.com/2013/09/murder-on-the-orient-express.jpg?w=200&h=300" /></a>Tapi jangan anggap enteng Poirot. Sel-sel kelabu otaknya akhirnya menemukan bahwa setiap orang yang saling tidak mengenal tersebut mempunyai perannya masing masing. Dan mereka terhubungkan oleh peristiwa masa lampau nun jauh disana, di benua Amerika. <span style="text-align: left;">Amerika di hebohkan oleh kasus-kasus penculikan anak. Pelaku telah diketahui, namun berhasil melarikan diri. Keluarga keluarga korban bertekad membalas dendam. Mereka mulai mengintai dan merencanakan pengadilan versi mereka.</span><br />
<span style="text-align: left;"><br /></span>
<span style="text-align: left;">Dan terjadilah pembalasan itu. Siapa yang mengeksekusi? Dua belas tusukan terhadap Ratchtett si buron ini membingungkan. Mengapa harus ditusuk belati. Mengapa harus dua belas tusukan. Mengapa tusukannya berbeda beda. Mengapa tidak ada perlawanan, padahal korban mengantongi pistol. Mengapa banyak barang bukti yang malah makin bikin bingung penyelidikan. Poirot tidak terpedaya, sebab yang membunuh adalah...</span></div><div align="justify">
<span style="text-align: left;"><br /></span>
<br />
<span style="text-align: left;"><br /></span></div>
<div align="justify">
<b style="text-align: left;">Behind the Story</b><br />
<b><br /></b>
Bagi pembaca pemula, karya Agatha Christie biasanya membuat mereka tercengang. Sering kali mereka dibuat bingung dengan dengan banyaknya tokoh yang berpotensi menjadi pembunuh. Namun seiring berjalannya waktu, anda mulai hafal dengan pola pola novel Agatha. Anda mulai bisa mereka reka calon pembunuh yang paling mungkin melakukan pembunuhan - walaupun sering kali salah tebak. Dalam panggung Agatha, selalu ada tokoh-tokoh berikut: Setiap tokoh berpotensi menjadi pembunuh; Agatha tidak pernah mengulang pola cerita dan tokoh pembunuh yang sama dalam novel novel selanjutnya; Dia jelas jelas mengacak tokoh pembunuhan dari berbagai profesi, anggota keluarga, pembunuh tunggal atau kelompok, dan jenis kelamin.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div>
<br />
<b>Detektif</b>. Biasanya diwakili Hercule Poirot, Jane Marple, Tommmy dan Tuppence, Parker Pyne, Mr. Harley Quin, atau tokoh tokoh baru selain yang disebutkan di awal. Detektif sebagai tokoh utama - tokoh protagonis, bisa jadi menjadi pembunuh. Kok bisa? nyatanya terjadi. Hercule Poirot menjadi pembunuh dalam<a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/tirai-curtain-1975.html" target="_blank"> 'Curtain' (Tirai).</a><br />
<br />
<a href="http://www.deccan-odyssey-india.com/blog/wp-content/uploads/2013/10/Venice-Simplon-Orient-Express-Europe.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="267" src="https://www.deccan-odyssey-india.com/blog/wp-content/uploads/2013/10/Venice-Simplon-Orient-Express-Europe.jpg" width="400" /></a><b>Asisten Detektif.</b> Biasanya Kapten Hastings atau Adriane Oliver. Namun sampai Poirot tutup usia, para asisten belum ada yang jadi pembunuh. Kapten Hastings hanya 'nyaris' jadi pembunuh dalam <a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/tirai-curtain-1975.html" target="_blank">'Tirai'.</a><br />
<br />
<b>Polisi. </b>Ini yang sering tak disangka sangka, polisi menjadi pembunuh. Apalagi dengan kehadiran yang jarang, polisi tidak dihitung sebagai pembunuh. Mereka yang justru melacak si pembunuh. Nyatanya polisi menjadi pembunuh dalam <a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/pembunuhan-di-malam-natal-hercule.html" target="_blank">'Pembunuhan di Malam Natal' (Poirot's Christmas)</a><br />
<br />
<b>Dokter.</b> Dokter biasanya dipanggil sebagai orang yang memastikan mengapa seorang tewas dan perkiraan waktu ketika dia tewas. Dalam beberapa novelnya, Agatha menjadi tokoh dokter menjadi pembunuh. Bisa anda temui dalam <span style="background-color: white; font-family: inherit;"><a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/pembunuhan-atas-roger-ackroyd-murder-of.html" target="_blank">Pembunuhan atas Roger Ackroyd (The Murder Of Roger Ackroyd, 1926)</a>, dan </span><a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/kartu-kartu-di-meja-cards-on-table-1936.html" style="font-family: inherit; text-align: left;" target="_blank">Kartu Kartu di meja (Cards on the Table, 1936).</a><br />
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Istri Dokter. </b>Kalau tidak dokternya, mungkin istrinya. Coba simak dalam <a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/saksi-bisu-dumb-witness-1937.html" style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: start;" target="_blank">Saksi Bisu (Dumb Witness, 1937)</a>.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>Perawat. </b>Perawat memang potensial menjadi pembunuh. Mereka paham berbagai jenis obat juga racun. Ini terjadi dalam <a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/mawar-tak-berduri-sad-cypress-1939.html" style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: start;" target="_blank">Mawar Tak Berduri (Sad Cypress, 1939)</a><span style="background-color: white; font-family: inherit;">.</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="font-family: inherit; font-size: small;"><b>Suami atau istri. </b>Orang terdekat menjadi pembunuh, memang memungkinkan. bisa anda temukan dalam </span><span style="font-family: inherit; font-size: small; text-align: left;"><a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/agatha-christie-kubur-berkubah-dead.html" target="_blank">Kubur Berkubah (Dead man's Folly, 1956)</a> atau dalam </span><span style="text-align: left;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/pembunuhan-di-mesopotamia-murder-in.html" target="_blank">Pembunuhan Di Mesopotamia (Murder In Mesopotamia, 1936)</a>.</span></span></div>
<div>
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit; font-size: small;"><b>Mantan istri/suami atau mantan pacar</b>. Orang yang didera api cemburu memang besar kemungkinan menjadi pembunuh. Simak di </span><a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/agatha-christie-menuju-titik-nol.html" style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: start;" target="_blank">Menuju Titik Nol (Towards Zero, 1944)</a> atau di <a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/pembunuhan-di-sungai-nil-death-on-nile.html" style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: start;" target="_blank">Pembunuhan Di Sungai Nil (Death On The Nile, 1937)</a>.</div>
<div>
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-family: inherit; font-size: small;"><br /></span></span></div>
<div>
<b>Anak</b>. Seorang anak (bukan kanak-kanak, anak usia dewasa) bisa menjadi pembunuh. Bisa anda temukan dalam <a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/03/agatha-christie-hotel-bertram-at.html" style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: start;" target="_blank">Hotel Bertram (At Bertram's Hotel, 1965)</a> atau dalam <a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/pembunuhan-di-pondokan-mahasiswa.html" style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: start;" target="_blank">Pembunuhan Di Pondokan Mahasiswa (Hickory Dickory Dock, 1955)</a><span style="background-color: white; font-family: inherit;">.</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit;"><b><br /></b></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit;"><b>Anak belasan tahun</b>. Ini menjadi tokoh yang paling tidak mungkin menjadi pembunuh. Bagaimana bisa? nyatanya bisa dalam </span><a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/buku-catatan-josephine-crooked-house.html" style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: start;" target="_blank">Buku Catatan Josephine (Crooked House, 1949)</a> dan <a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/malam-tanpa-akhir-endless-night-1967.html" style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: start;" target="_blank">Malam Tanpa Akhir (Endless Night, 1967)</a>.</div>
<div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; font-family: inherit;"><b>Pembantu.</b> Pembantu menjadi pembunuh dalam </span><a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/setelah-pemakaman-after-funeral-1953.html" style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: start;" target="_blank">Setelah Pemakaman (After The Funeral, 1953)</a>.<br />
<br />
<b>Dukun. </b>Aha! Di negara-negara dengan tradisi mistik, pembunuhan oleh dukun dengan metoda spiritual bisa dilakukan. Tapi kalau Agatha percaya klenik, hmm rasanya <i>noway! </i>Tapi memang ada novel bertema klenik ini: <a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/misteri-penginapan-tua-pale-horse-1938.html" style="font-family: inherit; text-align: left;" target="_blank">Misteri Penginapan Tua (The Pale Horse, 1938).</a><br />
<br />
<b>Pembunuh terorganisir.</b> Ada juga pembunuh yang terorganisir. Pembunuhnya bisa jadi kaki tangan atau otak organisasinya langsung. Temukan organisasi ini dalam <a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/misteri-penginapan-tua-pale-horse-1938.html" style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: start;" target="_blank">Misteri Penginapan Tua (The Pale Horse, 1938)</a><span style="background-color: white; font-family: inherit;">.</span><br />
<span style="background-color: white; font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="background-color: white; font-family: inherit;"><b>Mata mata atau sindikat internasional.</b> Wah, kalau yang ini pasti pembunuhnya adalah <i>agen</i>, mata mata atau anggota sindikat internasional. Novel </span><a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/empat-besar-big-four-1927.html" style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: start;" target="_blank">Empat Besar (The Big Four, 1927)</a> mewakili pembunuh tipe ini.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b style="font-family: inherit; text-align: start;">Semua tokoh dalam cerita. </b><span style="background-color: white; font-family: inherit;">Semua tokoh dalam cerita menjadi pembunuhnya? kejutan dari Agatha dalam </span><a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/pembunuhan-di-orient-espress-murder-in.html" style="font-family: inherit; text-align: left;" target="_blank">Pembunuhan di Orient Espress (Murder in Orient Express, 1933)</a><span style="font-family: inherit; text-align: left;">.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit; font-size: small; font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit; font-size: small;"><b>Pembunuh yang tak pernah membunuh.</b></span><span style="font-family: inherit; font-size: small; font-weight: normal;"> Tokoh ini benar benar pembunuh, namun ia tak pernah melakukan pembunuhan. Ajaib ya (?) temukan tokohnya dalam </span><a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/tirai-curtain-1975.html" style="text-align: left;" target="_blank"> 'Curtain' (Tirai).</a></div>
<div>
<span style="font-family: inherit; font-size: small; font-weight: normal;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit; font-size: small;"><b>Semua tokoh terbunuh, berarti tak ada pembunuh, atau tokoh terakhir adalah pembunuh yang bunuh diri</b></span><span style="font-family: inherit; font-size: small; font-weight: normal;">. Lalu siapa yang melakukan pembunuhan? Ini statement yang membingungkan. Tapi rumus ini menjadikan novel </span><a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/sepuluh-anak-negro-ten-little-niggers.html" style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: start;" target="_blank">Sepuluh Anak Negro (Ten Little Niggers 1939, And Then There Were None 1940)</a> menjadi best sellernya Agatha Christie.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Orang yang paling tidak mungkin menjadi pembunuh biasanya adalah orang yang berpeluang besar menjadi pembunuh. Mereka kebanyakan adalah orang orang terdekat dalam lingkungan keluarga. Di beberapa novel, penjahat beneran, kriminal murni, ada juga yang menjadi tokoh pembunuh, seperti dalam <a href="http://agathachristiesportal.blogspot.com/2013/01/pembunuh-dibalik-kabut-why-didnt-they.html" style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: start;" target="_blank">Pembunuh Di balik Kabut (Why Didn't They Ask Evans? 1933)</a>. Namun penjahat penjahat ini jarang menjadi tokoh pembunuh sesungguhnya. Seringnya malah menjadi tokoh figuran saja.</div>
</div>
<div align="justify">
</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-48471752603798166862013-01-20T04:05:00.004-08:002023-02-09T21:05:45.440-08:00Pembunuhan di Teluk Pixy (Evil Under the Sun, 1940)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRrAzKl7YbH2oful3szqr7L7QcMbTJTw7D32oHYgBcYmyc4tCaG1w" /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span style="text-align: left;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlbvkT1kFvMk2bjWPz5e8t3xFSL8e6znfzDEmcfSekcfzzQlC-4wFJIhyInrrwHQBGAmXPA4xfz3SP4P-76GDWNzVPWzVPzcKHicWwQEeltRv3z78mCTNFklwpzkdvJda9NnrvSBwrT51XG2kDuNX9AWm7GSJ6Hfh9L5HmTPTZVLSG4jQnCP_L-bSR/s1080/ac.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1080" data-original-width="788" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlbvkT1kFvMk2bjWPz5e8t3xFSL8e6znfzDEmcfSekcfzzQlC-4wFJIhyInrrwHQBGAmXPA4xfz3SP4P-76GDWNzVPWzVPzcKHicWwQEeltRv3z78mCTNFklwpzkdvJda9NnrvSBwrT51XG2kDuNX9AWm7GSJ6Hfh9L5HmTPTZVLSG4jQnCP_L-bSR/w146-h200/ac.jpg" width="146" /></a><span style="text-align: left;">Nah</span><em style="text-align: left;"> man</em><span style="text-align: left;">, ini bacaan asyik dari Agatha Chirstie buat para pria sejati. Bayangkan Hercule Poirot berlibur di Teluk Pixy, di sebuah hotel yang eksotik 'Jolly Roger'. Pemandangan pantai, orang lalu lalang dalam busana renang (jangan bayangkan Baywatch, ini Inggris tahun 1940). Tapi bahkan seorang Agatha yang konservatif melukiskan apa saja yang dilihat Poirot waktu nongkrong di pantai teluk Pixy : </span><em style="text-align: left;">Hercule Poirot memandang dengan kagum pada laki laki muda yang baru saja berenang menepi. Patrick Redfern adalah pria bibit unggul. Semampai, kulitnya cokelat perunggu, berbahu lebar, dan berpaha ramping... dia berdiri mengibaskan air dari badannya....</em><span style="text-align: left;">(hal 21).</span></div></div></div><div align="justify"><span style="text-align: left;"><br /></span></div><div align="justify">
<span style="text-align: left;">Ini lagi : <em>Pada saat itu keluarlah seorang wanita dari hotel.... perawakannya tinggi dan langsing. Dia mengenakan pakaian renang putih ... yang memamerkan punggungnya yang terbuka dan setiap jengkal tubuhnya ... dia sempurna.... </em>(hal 22).</span></div><div align="justify">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Sebuah liburan yang menyenangkan, memadukan gairah dan keindahan. Bagaimana komentar Poirot sendiri? </span></div></div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
<em>Tempat ini romantis... tenang... matahari bersinar. Lautnya biru. Tetapi anda lupa ... kejahatan itu ada dimana saja dibawah matahari </em>' (hal 18).</div>
<div align="justify">
<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilHAyn2JjhQWyBR8Sjm4mvlAY_E_iCAMANdd62HVH3nFVWxY0exhovueaGf2AwaRHAP6jCXRB-UO-TX1zcDd5IF01zMH4Sie9OQDT_9N6OXS6QZ4KGNYp7BUfNtz27WXqZPPydHxFTmXE/s400/Diana+Rigg+Roddy+McDowall.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="226" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilHAyn2JjhQWyBR8Sjm4mvlAY_E_iCAMANdd62HVH3nFVWxY0exhovueaGf2AwaRHAP6jCXRB-UO-TX1zcDd5IF01zMH4Sie9OQDT_9N6OXS6QZ4KGNYp7BUfNtz27WXqZPPydHxFTmXE/s400/Diana+Rigg+Roddy+McDowall.JPG" width="400" /></a></div></div>
<div align="justify"><br /></div><div align="justify">
Dan memang kejahatan akhirnya terjadi juga. Sebuah pembunuhan yang nyaris sempurna. Kalau saja tak ada Poirot....</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Tersebutlah Arlena Stuart Marshall, muda, cantik, sempurna, artis. Bagaimanapun kini ia adalah nyonya Marshall. Sang suami, Kenneth Marshall, adalah tipikal pria tua, sukses, kaya berlimpah. Rasanya bukan pasangan aneh. Wanita-wanita cenderung mengejar tipe ini... (setuju ngak, <i>man</i>?). Mereka berlibur dengan putri semata wayang kenneth dari perkawinan terdahulu, Linda. Dan linda membenci ibu tirinya...</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Dan Arlena. Arlena sang dewi cinta. Arlena membutuhkan lebih dari dekapan seorang lelaki. Kuncup dicita, ulam tiba. Di pantai telah menanti Patrick Redfern, lelaki macho itu. Lelaki playboy, walau sang istri setia bergelayut di sampingnya.</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRMHKNzEmHYMdMLJ2AdhMLnC4QLBy5ifhANET8Mpr4maZ9Hn15SGQ" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="136" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRMHKNzEmHYMdMLJ2AdhMLnC4QLBy5ifhANET8Mpr4maZ9Hn15SGQ" width="200" /></a></div>
Arlena terbunuh. Dicekik ketika tamasya berenang. Dan semua orang di hotel itu berpotensi menjadi pembunuhnya, dengan berbagai motif. Istri Patrick yang cemburu, Linda dengan praktek vodoonya, Kenneth yang bosan, pendeta fanatik, bahkan Emily Brewster perawan tua yang kuat dan atletis.</div>
<div align="justify">
</div>
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><br /><br />
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-45909621461182584682013-01-20T03:59:00.002-08:002023-02-09T21:10:42.460-08:00 Kartu Kartu di meja (Cards on the Table, 1936)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTAI6DmvV6v0k4TmWfCwGFKqDWx7H9HW4f7fLg5Ni6M0IehguLT" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTAI6DmvV6v0k4TmWfCwGFKqDWx7H9HW4f7fLg5Ni6M0IehguLT" width="124" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-align: left;">Dari sekian banyak cover novel ' Cards on the Table ' karya Agatha Christie, saya memilih gambar di sebelah karena menggambarkan dengan tepat adegan utama dalam novel ini. </span><span style="text-align: left;">Ya, Kartu Kartu di Meja, merupakan drama pelik permainan Bridge yang diselingi dengan pembunuhan. Salah seorang dari empat pemain dipastikan sebagai pembunuh. Namun yang mana?</span></div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Sebelumnya novel dibuka dengan penampilan Mr. Shaitana, seorang yang nyeleneh namun cukup dihormati. Semacam sosialita tahun tigapuluhan. Dengan gagasan yang nyeleneh juga dia mengundang Hercule Poirot, Adriane Oliver, Komisaris Battle dan Kolonel Race dari Scotland Yard untuk menonton permainan bridge yang dimainkan tamu tamunya: dr. Robert, Mrs. Lorrimer, Mayor Despard, dan Anne Meredith.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div align="justify">
<a href="http://24.media.tumblr.com/76a2067519f4183e2b6302010c106a0b/tumblr_mg86dgJLsa1rrea3co1_500.jpg" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="200" src="http://24.media.tumblr.com/76a2067519f4183e2b6302010c106a0b/tumblr_mg86dgJLsa1rrea3co1_500.jpg" width="148" /></a><span style="text-align: left;">Shaitana emang </span><i style="text-align: left;">saraf</i><span style="text-align: left;">. Maksud Mr. Shaitana merancang permainan bridge </span><span style="text-align: left;">ini adalah sebagai upaya untuk </span><u style="text-align: left;">mengoleksi pembunuh,</u><span style="text-align: left;"> sebagai bagian dari koleksi barang antiknya (ada juga orang yang hobi mengkoleksi pembunuh). Dia sesumbar di hadapan Poirot bahwa salah satu dari keempat pemain bridge itu adalah pembunuh yang hendak dia 'koleksi'. Hanya saja si pembunuh memilih Mr. Shaitana sendiri sebagai mangsa. Dan memang luar biasa, saat konsentrasi memuncak dalam tahap </span><i style="text-align: left;">grand slam</i><span style="text-align: left;">, seorang di antara pemain masih sempat melaksanakan pembunuhan dengan cara penikaman dengan belati. Bahkan seorang Poirot plus dua officer Scotland Yard masih kecolongan.</span><br />
<span style="text-align: left;"><br /></span>
</div>
<div align="justify">
<span style="text-align: left;">Senjata telah memakan tuannya. Toh, bagaimanapun sekali lagi Poirot masih bisa mengatasi kelihaian orang ini. Namun jebak menjebak tak terhindarkan. Sampai akhir........</span></div>
<div align="justify">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-66195331300644728972013-01-20T03:52:00.005-08:002023-02-09T21:31:26.301-08:00 Mawar Tak Berduri (Sad Cypress, 1939)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRgc4uPgGgSKQ5vYR39sSbICY8pDfxKBue6MO6fZCsQDhE0Z_uw6A" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRgc4uPgGgSKQ5vYR39sSbICY8pDfxKBue6MO6fZCsQDhE0Z_uw6A" width="132" /></a><div align="justify"><span style="text-align: left;">Kebohongan, kebohongan, kebohongan! mungkin kata ini paling banyak mewarnai cerita detektif Agatha kali ini. Bila pada resensi resensi sebelumnya kita menikmati jalan cerita berlatar pedesaan Inggris, kesibukan kota London, pantai-pantai eksotik, kereta trans Eropa, maka kali ini kita melulu disuguhi seting ruang pengadilan. Tapi bukan Agatha kalau tidak menyuguhkan kehebohan. Di ruang pengadilan, di bawah sumpah, kebohongan boleh mengecoh juri, tapi tidak Hercule Poirot.</span></div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Elinor Carlisle hampir menyatakan diri bersalah di pengadilan. Menyatakan bersalah terhadap pembunuhan Mary Gerrard. Motifnya warisan dan asmara. Walau menyatakan diri bersalah, apakah Mary benar-benar bersalah? kalau Elinor tidak bersalah, siapa pembunuh sesungguhnya?<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://25.media.tumblr.com/tumblr_kzskdnUj6o1qbs7aho1_500.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://25.media.tumblr.com/tumblr_kzskdnUj6o1qbs7aho1_500.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div align="justify">
Ini tugas Poirot. Kebohongan-kebohongan bertebaran di sidang pengadilan. Tapi satu kebohongan fatal telah mengungkap kebenaran. Suster Hopkins melakukan kebohongan kecil. Waktu Elinor melihat sang suster terluka kecil, Hopkins bilang tertusuk mawar. Padahal ditempat kejadian SELURUH MAWARNYA TIDAK BERDURI.<br />
<br /></div>
<div align="justify">
<em>' Pohon itu adalah sejenis mawar yang merambat - Zephyrine Drouhin. Bunganya harum segar baunya dan berwarna merah muda. pohonnya tidak berduri ' </em>( hal 239 ).</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
<a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQsBqMMurVpaBZVTpc4ogKmrw2ucNufJFCVLl1teeYAZWqCWeu4" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQsBqMMurVpaBZVTpc4ogKmrw2ucNufJFCVLl1teeYAZWqCWeu4" width="200" /></a>Dan duri mawar ini bikin terang seluruh perkara. Cerdik ya Agatha.<br />
<span style="text-align: left;"><br /></span>
<span style="text-align: left;">(<b>Awas spoil!</b>) pembunuhan dalam novel ini menggunakan media jenis </span><em style="text-align: left;">Morfin</em><span style="text-align: left;"> dan</span><em style="text-align: left;"> Apomorfin hidroklorida C17H17N O2</em><span style="text-align: left;">. Caranya dengan ditaburkan pada roti sandwich yang dikonsumsi si korban. Pelaku juga melahap sandwich yang sama. Namun cepat menengak Apomorfin sehingga berefek pada muntah yang mengeluarkan seluruh sandwich yang dia makan. Namun orang yang muntah karena obat ini akan kelihatan dari pucatnya wajah disertai warna kebiruan, disertai keringat yang mengucur deras.</span></div>
<div align="justify">
<span style="text-align: left;"><br /></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-align: left;"></span></div>
</div>
<div align="justify"><b>Behind the Story</b><br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: left;"><br /></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Novel ini cukup sederhana namun cerdas. Ada cara kerja Apomorfin dan jenis mawar yang tak berduri. Diramu dengan kisah cinta dan warisan. Kegemaran orang Inggris memelihara taman menjadikan mereka hafal berbagai jenis bunga Ros. Bukan di novel ini saja Agatha cerita soal bunga-bungaan. Jenis </span><i style="text-align: left;">Polyganum </i><span style="text-align: left;">misalnya mewarnai novel </span><i style="text-align: left;">Nemesis</i><span style="text-align: left;"> (1971). Ada </span><i style="text-align: left;">Geranium</i><span style="text-align: left;"> di </span><i style="text-align: left;">Thirteen Problems</i><span style="text-align: left;"> (1932). Masih ada daun </span><i style="text-align: left;">Floxglove</i><span style="text-align: left;"> yang beracun dalam </span><i style="text-align: left;">Postern of fate</i><span style="text-align: left;"> (1973).</span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Rasanya tokoh Jane Marple lebih cocok menangani kasus ini ketimbang Hercule Poirot. Ceritanya feminin namun berbuah maut. Biasanya soal soal wanita lebih baik diselesaikan oleh antar wanita juga. Buku ini banyak bercerita soal perasaan. Apakah bujang seperti Poirot faham riak-riak cinta di antara para wanita? Para pria mempunyai logikanya sendiri untuk memecahkan masalah. Bukankah masalah cinta adalah masalah psikologika, bukan masalah logika yang selalu diagung-agungkan kaum Adam?</span></div>
<br />
Sebenarnya ini sudah lama menjadi kritik saya terhadap Agatha. Dua tokoh utamanya, Hercule Poirot dan Jane Marple sama-sama perawan tua dan bujangan lapuk. Seringkali yang mereka hadapi adalah kisah-kisah cinta rumit yang melahirkan pembunuhan. Kalau Agatha mengatakan mereka berdua faham betul akan perasaan dan cinta, saya meragukannya. Seseorang yang jarang menjalin hubungan cinta dan tidak berkeluarga akan sulit memahami apa itu cinta. Jadi cinta versi Marple dan Poirot adalah jenis pemahaman yang dicangkokkan Agatha kepada mereka. Bukan karakter sejati yang mengalir dari pengalaman hidup mereka berdua.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://i50.photobucket.com/albums/f338/estelle37212/SadCypress/Poirot-SadCypress-20.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="223" src="http://i50.photobucket.com/albums/f338/estelle37212/SadCypress/Poirot-SadCypress-20.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Lebih konyol lagi adalah gagasan tentang detektif kebahagiaan Parker Pyne. Diceritakan sebagai pensiunan Biro Statistik, dia adalah detektif yang berspesialisasi sebagai pengembali kebahagiaan. Lagi lagi soal cinta dan perasaan. Asal usul keluarga Tuan Pyne juga kurang jelas. Bisa-bisanya menjadi detektif kebahagiaan?</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-78639530381780511642013-01-19T22:43:00.004-08:002023-02-09T21:44:10.280-08:00Pembunuhan ABC (The ABC Murders, 1936)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRJceZHMwg6y0arg-UsjNHel_yamCrweRl66ITRrYcHkiwBLiHi" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRJceZHMwg6y0arg-UsjNHel_yamCrweRl66ITRrYcHkiwBLiHi" width="123" /></a><div style="text-align: justify;">Kota London pernah diguncang pembunuhan berantai Jack the Ripper. Kasusnya tak terpecahkan. Kini pembunuhan serupa terjadi lagi di kota London dengan cara lebih menantang dan sistematis. Sebelum melakukan aksinya, si penjagal lebih dulu menyurati Hercule Poirot. Seolah ingin menunjukkan kepiawaiannya, dia mengatakan korban akan dimulai dari orang dengan nama berawal abjad A, kemudian berawal abjad B, C, D dan seterusnya....</div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">
Boleh dong sebagai penggemar Agatha saya menganalisis dan menebak profil si pembunuh. Dengan tipe seperti ini biasanya pembunuh beraksi lantaran hoby semata. dalam kehidupan nyata ia membaur seperti halnya saya dan anda. Secara finansial ia mapan atau bisa jadi sangat mapan. Ia bosan dengan rutinitas yang ada, dan perlu sesuatu yang lebih menantang. Secara phisik ia kuat, dan sesungguhnya secara mental sangat terkendali. Benarkah demikian? (<i>berarti kamu sekarang lebih pintar dari Poirot, maksudnya begitu?</i>)<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.tvlocations.net/theglobe1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="640" src="http://www.tvlocations.net/theglobe1.jpg" width="435" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ruman si 'Cust' di Doncaster</td></tr>
</tbody></table>
<span style="text-align: left;"><br /></span></div><div align="justify"><span style="text-align: left;">Benar. Analisis anda benar bahwa saya salah menebak. Bahkan kesalahan serupa terjadi ketika Kepolisian London berhasil menangkap si 'pelaku', Alexander Bonaparte Cust, tentu dengan banyak bukti yang meyakinkan. </span><span style="text-align: left;">Alexander Bonaparte Cust</span><span style="text-align: left;"> </span><span style="text-align: left;">mengidap epilepsi. Dia </span><span style="text-align: left;">adalah tipe orang yang hidupnya tidak keruan dan cenderung gagal. Para saksi mata mengiyakan melihat tersangka di tempat kejadian perkara. Lengkaplah sudah hal-hal yang memberatkan tersangka. Namun lagi lagi Detektif Poirot berpendapat lain.</span></div>
<div align="justify">
<span style="text-align: left;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQA4Y0HIIOr0UxiEskVYlpNgfrP_6TWbLSudmdQe3UbY-yG7RI5RQ" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQA4Y0HIIOr0UxiEskVYlpNgfrP_6TWbLSudmdQe3UbY-yG7RI5RQ" /></a></div>
<br /></div>
<div align="justify">
Sejak dari awal, profil Cust tidak cocok dengan karakter pembunuh. Pembunuhan ketiga di Chusrton dengan korban Sir Carmichael Clarke menjadi awal dari terkuaknya misteri pembunuhan berantai ini. Dan percayakah anda, pembunuhan berantai yang terkesan acak ini dimotivasi oleh rebutan warisan....<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.tvlocations.net/stleonards2.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="http://www.tvlocations.net/stleonards2.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Royal Victoria Hotel</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br /></div>
<div align="justify">
<b style="text-align: left;">Behind The Story</b></div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Saya menduga Agatha terinspirasi oleh tokoh Jack The Ripper. Jack The Ripper adalah nama yang diberikan kepada seorang pembunuh berantai yang beraksi pada tahun 1888 di kota London Inggris. Tepatnya adalah di distrik East End atau lebih dikenal dengan kawasan Whitechappel. Nama sebenarnya tak pernah diketahui karena dia tak pernah tertangkap. </span><br />
<span style="background-color: white; font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="background-color: white; font-family: inherit;">Jumlah korban sebanyak 5 orang (</span><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Mary Ann , Annie Chapman , Elizabeth , Catherine , Jane kelly</em><span style="background-color: white; font-family: inherit;">), semuanya dibunuh dengan cara mutilasi. Persamaan di antara para korban adalah mereka semuanya pelacur. Rata rata korban dimultilasi dengan cara yang apik dan ahli. Tidak ada satu pun bukti yang mengarah pada orang tertentu. Satu satunya petunjuk adalah </span><span style="background-color: white; font-family: inherit; text-align: left;">sebuah tulisan kapur di dinding: "</span><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;">The Juwes are the men that will not be blamed for nothing." </em></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;"><em style="border: 0px; font-family: inherit; margin: 0px; outline: 0px; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;"><br />
</em></span></div>
<div style="text-align: justify;">
Timbul kemudian spekulasi yang mengatakan kemungkinan besar pelakunya adalah dokter bedah. Karena di tengah penerangan yang buruk, mutilasi yang dihasilkannya terpola secara anatomis. Siapa lagi kalau bukan dokter (bedah) yang sanggup melakukannya. Namun tak seorang dokter pun yang dijadikan tersangka saat itu.<br />
<br />
Namun terus terang, <i>searching</i> yang saya lakukan tidak mengkonfirmasi Agatha terinspirasi oleh kisah di atas. Kebanyakan malah menyoroti gaya dua narator - sang pencerita novel - yang dipergunakan Agatha dalam buku ini. Bagian pertama oleh Kapten Hastings, selebihnya oleh <span style="text-align: left;">Alexander Bonaparte Cust, orang yang justru paling dicurigai itu. Konon, gaya ini pertama kali digunakan oleh Charles Dickens. Penulis Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, juga menggunakan gaya ini dalam tetralogi pulau burunya. Mungkin banyak juga pembaca yang kecele menebak narator adalah pembunuhnya, seperti dalam pembunuhan Roger Ackroyd. Agatha tak sebodoh itu.</span><br />
<span style="text-align: left;"><br /></span>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.tvlocations.net/bexhillonsea1.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="266" src="http://www.tvlocations.net/bexhillonsea1.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bexhill-on-sea, East Sussex</td></tr>
</tbody></table>
<span style="text-align: left;"><br /></span>
<span style="text-align: left;">Yang tak kalah seru adalah posting di beberapa media sosial yang menobatkan novel ini sebagai salah satu yang terbaik dari karya Agatha. Saya hanya menemukan klaim ini di cyber Indonesia saja. Nampaknya seseorang memblow-up nya, dan yang lain mengamini. Hmm, bagi saya novel kali ini kebilang bagus, tapi tidak istimewa. </span></div>
</div>
</div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7250536773447080269.post-45946837434203480522013-01-19T22:35:00.006-08:002023-02-09T22:20:41.541-08:00Hotel Majestic (Peril at End House, 1932)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<a href="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR81vHG_yWgHnS1Ug0r6hvWu_8DXrfTECgFheRxvVwM2pLzPXiWVw" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR81vHG_yWgHnS1Ug0r6hvWu_8DXrfTECgFheRxvVwM2pLzPXiWVw" width="124" /></a><div style="text-align: justify;"><span style="text-align: left;">Hercule Poirot juga manusia. Ketika lagi jalan bareng Kapten Hastings, dia tiba-tiba terantuk akar pohon dan jatuh terjelembab. Seorang bidadari bermata biru datang menolong. Nick Buckley namanya, pemilik rumah 'End House' yang cantik. Detektif lajang ini tak kuasa menolak undangan Nick untuk singgah. Padahal Kapten Hastings wanti-wanti mengingatkan bahwa liburan mereka di St. Loo sudah berakhir, dan tiba saatnya kembali ke London.</span></div>
<div align="justify">
<br /></div>
<div align="justify">Tapi Nick Buckley terlalu menarik buat Poirot. Nick seharusnya hidup bahagia. Tapi hidupnya sedang dalam bahaya. <span style="text-align: left;">Beberapa percobaan pembunuhan sempat dialaminya. </span><span style="text-align: left;">Poirot menaruh simpati. Investigasi dimulai. Namun kematian justru menghampiri saudaranya, Maggie. Kemana arah pembunuhan ini sebenarnya?</span><br />
<span style="text-align: left;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.tvlocations.net/southsands.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="266" src="http://www.tvlocations.net/southsands.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="text-align: left;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;"><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://t.imgbox.com/aaoxZqzR.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="http://t.imgbox.com/aaoxZqzR.jpg" width="200" /></a></div>
Gadis cantik selalu dipuja sebagai mahluk yang dipenuhi dengan berbagai kebaikan. Namun waktu jua yang akan membuktikan. Nick Buckley naga-naganya gadis bermasalah kalau menyangkut hubungan asmara (!). Beberapa pacar Nick mundur sebelum memasuki tahap yang lebih serius. Masalah semakin meruncing manakala pacar Nick terbaru - yang kaya raya, Michael Seton, lebih tertarik pada sepupunya sendiri, Maggie. Dan Meggie terbunuh.... </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebenarnya ini bukan kasus yang sulit bagi Poirot dibanding kasus kasus sebelumnya. Pembunuhnya lebih cepat diketahui.<span style="text-align: left;">Tapi masalahnya sebuah jaringan mafia kokain ikut bermain di End House. Situasi jadi lebih berbahaya. Peril (marabahaya) at End House!</span></div>
</div>
resensi buku ala esahttp://www.blogger.com/profile/01071511318906568571noreply@blogger.com0