Membunuh Itu Gampang (Murder Is Easy, 1939)


Miss Pinkerton menggeleng. Dengan penuh kesungguhan dia berkata " tidak, tidak anakku, disitu kamu keliru. Membunuh itu gampang selama tak ada orang yang mencurigai kita. Dan tahukah kamu, si pelaku justru orang yang paling tidak dicurigai" ( hal.15 ).

Luke Fitzwilliam, pensiunan militer, sedang menikmati kepulangannya ke Inggris setelah sekian lama bertugas di luar negeri. Dari Eropa daratan, dia menyeberangi selat Inggris, dan akhirnya berkereta menuju London. Di gerbong kereta inilah Luke berkenalan dengan perawan tua Miss Pinkerton. Perbincangan mereka sampai pada kejadian pembunuhan berantai di Wychwood, desa dimana Miss Pinkerton tinggal. Mungkin karena watak wanita uzur yang suka omong besar, Miss Pinkerton, sesumbar mengatakan akan ada korban berikutnya. Kemungkinan seorang dokter. Sebuah analisis yang detektif profesional pun belum tentu bisa melakukannya. Luke sih senyum-senyum saja maklum.

Selang beberapa hari kemudian, di apartemen kawannya, Luke membaca koran yang memberitakan kematian Miss Pinkerton akibat tabrak lari. Setelah itu, dokter yang diperbincangkan di kereta, juga meninggal... Miss Pinkerton tidak sesumbar.

Luke yang penasaran akhirnya berangkat ke Wychwood. Melakukan serangkaian investigasi terhadap tewasnya beberapa warga desa. Temuan Luke menunjukan kematian para korban selalu diawali dengan percekcokkan dengan seorang bangsawan kaya dan berpengaruh, Lord Whitfield alias Gordon. Kecurigaan Luke didukung pula oleh Inspektur Battle (eh, ketemu lagi sama inspektur ini). Namun sekretaris Gordon, Bridget Conway membela majikannya sebagai orang yang terlalu lembut untuk menjadi pembunuh. Suatu pembelaan yang fatal, membuat dirinya nyaris menjadi korban pembunuhan pula.

Behind The Story

Walaupun judul novel kali ini cukup provokatif, murder is easy, membunuh itu gampang, Agatha tidak terlalu tolol untuk melakukannya dalam dunia nyata. Satu-satunya skandal dalam dunia nyata yang tercatat 'dekat' dengan kasus pembunuhan adalah hilangnya Agatha Christie selama 11 hari pada bulan Desember 1926.

Begini ceritanya: pada tanggal 8 Desember 1926 Agatha tercatat meninggalkan rumahnya di Berkshire. beberapa saat kemudian mobil moris yang dibawanya kedapatan kosong di sebuah tepi danau 'Silent Pool'  di Newlands. Polisi tidak dapat menemukan Agatha. Apakah mungkin...

Segera saja media mengendus berita heboh ini. Selama 11 hari itu media media di Inggris ramai-ramai memberitakan dan memuat analisa kemungkinan motif di balik hilangnya sang Ratu Pembunuhan. Pesawat terbang dikerahkan untuk memudahkan pencarian. Lebih heboh lagi ketika hampir 15.000an sukarelawan juga ramai-ramai terjun membantu polisi untuk menemukan Agatha. Namun polisi tidak menemukan mayat Agatha di danau tersebut.

Untung saja kehebohan berakhir setelah 11 hari itu. Agatha ditemukan di sebuah hotel bernama Swan Hydrophatic di Harrogate, dalam keadaan linglung. Ia tidak mengenali dirinya sendiri...

Dibalik kehebohan yang terjadi, ternyata ada skandal perselingkuhan. Agatha mendapati sang suami, Archie Christie, berselingkuh dengan wanita lain. Kemungkinan Agatha melakukan skandal ini untuk mempermalukan Archie.

Tetapi juga diduga Agatha mengalami amnesia sementara, sehingga selama 11 hari itu dia benar-benar tidak mengenali dirinya sendiri. Barang kali amnesia yang dia derita bersumber, lagi-lagi, dari stres akibat perilaku selingkuh suami. Sementara pers menduga ini hanya sensasi belaka untuk mendongkrak popularitas sang penulis...

Pada tahun 1928, Agatha bercerai dengan suaminya. Ia kemudian menikah lagi dengan Sir Max Mallowan, seorang arkeolog. Setelah itu sang maestro banyak bepegian ke Timur Tengah sehubungan penggalian arkeologi yang dilakukan suami barunya ini. Dan menghasilkan beberapa novel dengan background padang pasir: Death comes as the End, Murder in Mesopotamia, They Came to Baghdad, dan Death on the Nile.

2 komentar:

  1. Saya membaca review tentang murder is easy di sini dan di satu blog lainnya, alhasil saya mengutuk review2 yg saya rasa sudah menebar spoil pelaku, tpi walau berat hati sya tetap membaca novelnya, membosankan krna sya sudah tau pelakunya. Tapi eh jreng jreng jreng, sya ketipu mentah2, oleh agatha dan oleh review2 yg sya baca xD
    sya kira gordon benar2 pelakunya, clue yg ditebar di blog sebelah pun berinisial ****f**e** (sya hanya fokus pda huruf f nya), semakin mendekati klimaks sya semakin yakin, sampai.. sya membaca bab 'oh mengapa kau berjalan di ladang memakai sarung tangan', begitulah, sya memang mudah tertipu xD

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Peringkat Novel Agatha Christie

Saya benci pemeringkatan. Apalagi bila menyangkut penulis favorit Agatha Christie. Tetapi pemeringkatan menjadi keniscayaan - bukankah setiap pencipta agung mempunyai masterpiece? Dan mengenali sebuah masterpisece adalah tugas seorang reviewer. Maka saya menyematkan **** alias empat bintang untuk karya masterpiece, *** tiga bintang untuk karya 'out of the box', ** dua bintang untuk karya kategori bagus, dan satu bintang * untuk karya standar Agatha. Tentu saja ini subyektif, pendapat anda lebih benar. Klik di sini untuk melanjutkan.