Misteri Listerdale (The Listerdale Mystery, 1936)

....Pembunuh jarang merasa puas dengan satu kejahatan. Berikan waktu dan tidak adanya kecurigaan, maka dia akan melakukan kejahatan lagi.... (hal.155).

The Lysterdale Mystery merupakan kumpulan 12 cerita pendek. Kebanyakan bertemakan roman pecintaan. Selebihnya tentang pencurian permata, orang orang galau, supranatural, dan tiga cerita pembunuhan.

Cerpen pertama berjudul misteri listerdale - yang dijadikan judul novel. Cerita tentang janda bernama ST Vincent, seorang aristokrat yang jatuh miskin. Terpaksa tinggal di lingkungan yang kurang pantas. Barbara, anak gadisnya yang tumbuh remaja, menjalin percintaan dengan lelaki dari kalangan terhormat. Masalah mulai timbul ketika sang pacar meminta bertemu dengan calon mertua. Khawatir sang anak dipermalukan, sang Ibu memutar otak untuk menyewa sebuah rumah yang 'cukup pantas' untuk dipamerkan. 

Dapet juga tuh rumah. 7 Cheviost Place, bergaya era Queen Anne. Dengan harga sewa teramat murah, lengkap dengan pelayannya. Rumah yang benar benar sempurna. Namun, Rupert - si bungsu, mulai curiga ada apa-apanya di balik rumah ini. Apalagi tersiar kabar empunya rumah hilang secara misterius..

Rupert, yang bemain jadi detektif berhasil membongkar kepalsuan seputar Lord Listerdale sang pemilik rumah. 

Cerpen kedua, Philome Cottage, sepertinya cerpen Supranatural. Gadis Di Kereta Api, cerpen ketiga bercerita tentang pemuda George Rowland yang frustasi dan bepergian dengan kereta api. Ngak dinyana, terlibat dalam arus politik dan pecintaan dengan seorang count dari Eropa Timur. Akhir cerita, George kawin dengan gadis berdarah biru itu. Haa..

Lanjut. Cerpen keempat. Ini menurut saya cerpen terbaik. Khas Agatha Christie: kasus pembunuhan. Judulnya Nyanyikan Lagu Enam Pence. Pembunuhan atas Miss Crabtree. Kasusnya tak terpecahkan. Padahal ada lima orang yang pada saat pembunuhan terjadi berada di rumah itu. Namun masing masing punya alibi. Jadi ingat pembunuhan atas Roger Ackroyd.

Cerita kelima masih tentang pemuda galau yang sempat punya affair dengan seorang Lady yang hendak menikah. Cerita keenam adalah pembunuhan dengan peracunan. Cerita ketujuh, kedelapan, kesembilan dan kesebelas adalah tentang pencurian permata dan penipuan. Cerita kesepuluh lagi-lagi pemuda galau yang beruntung mendapatkan cinta wanita kaya yang sudah hendak dijodohkan dengan seorang Duke. Cerita penutup berkisah tentang drama akbar yang dibintangi aktor seriosa paling cemerlang saat itu. Namun di tengah pertunjukkan terjadilah pembunuhan...

Behind The Story

Ada tiga novel terakhir Agatha Christie yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia yang belum saya baca: Misteri Listerdale, Rumah di Tepi Kanal, dan Selagi Hari Terang. Sungguh tak disangka saya mendapatkannya dua di antaranya di Jalan Malioboro, Jogjakarta. Awalnya malah ngak niat beli buku. Nama tokonya: Intisari Ilmu. Cuman, dagangannya di display depan batik melulu, kemudian disusul kerajinan di barisan tengah.

Rak buku tersembunyi di kelokan kiri, tidak akan terihat dari trotoar Malioboro yang sesak dengan pedagang kaki lima. Penjaganya seorang lelaki tua dengan banyak uban di kepalanya. Entah kenapa koleksi buku Agatha Chistie di sana relatif lengkap, dibanding dengan kalau saya berbelanja di Gramedia Bandung. Jangan tanya dimana mendapatkannya di kota tempat saya tinggal: Sukabumi.

Malioboro
Luas kota Jogjakarta mungkin tak jauh beda dengan Sukabumi. Namun di sana, jumlah toko bukunya lebih banyak. Dalam pengertian, buku buku mendapat tempat tersendiri dalam budget warganya (ha ha ha).

Selain Malioboro, saya sempat mengunjungi Taman Pintar. Taman pintar itu semacam wahana rekreasi bagi anak, tetapi hiburan yang disediakan kebanyakan bernuansa budaya, sejarah dan sain. Mungkin maksudnya, sambil bermain, si anak juga sekaligus diasah kemampuan berfikirnya yaa. Ada dua wahana yang ngak boleh dilewatkan, yaitu theater 4 dimensi dan planetarium. Dua-duanya keren banget. dan... lagi, di sana bejejer los-los buku. Saya sempat beli buku Di Bawah Bendera Revolusi.

Itu buku terbitan 2015. Dulu agak sukar menemukan buku ini, apalagi jilid keduanya. Pernah ada yang menawarkan buku ini di harga ratusan juta. ck,ck,ck. Jadinya selain berbelanja batik, T-shirt, bakpia, dan makan gudeg, kesempatan ke berkunjung Jogja adalah juga peluang untuk berbelanja buku. Di Taman Pintar, saya dapat diskon yang lumayan, suasananya model di Palasari Bandung.













Eh, kembali ke Agatha Christie. Cerpen keempat kembali mengingatkan kita akan kebiasaan sang Nenek menyitir nyanyian tradisional sebagai plot cerita.

Nyanyian lagu enam pence
Sekantong gandum hitam
Dua puluh empat burung hitam
dipanggang dengan kue pai...

A Pocket Full Of Rye? ya, itu judul novel Agatha yang lain. Di sini diterjemahkan dengan: Misteri Burung Hitam, dengan tokoh utama Jane Marple.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Peringkat Novel Agatha Christie

Saya benci pemeringkatan. Apalagi bila menyangkut penulis favorit Agatha Christie. Tetapi pemeringkatan menjadi keniscayaan - bukankah setiap pencipta agung mempunyai masterpiece? Dan mengenali sebuah masterpisece adalah tugas seorang reviewer. Maka saya menyematkan **** alias empat bintang untuk karya masterpiece, *** tiga bintang untuk karya 'out of the box', ** dua bintang untuk karya kategori bagus, dan satu bintang * untuk karya standar Agatha. Tentu saja ini subyektif, pendapat anda lebih benar. Klik di sini untuk melanjutkan.