Misteri Tujuh Lonceng (The Seven Dials Mystery, 1929)


Seorang agen rahasia internasional, mungkin komunis atau Nazi, berhasil menyusup dan membobol dokumen rahasia Inggris. Bahkan Scotland Yard tidak berdaya menghadapi pergerakan mata-mata ini. Sekelompok anak muda idealis yang bekerja pada Kementerian Luar Negeri membentuk apa yang mereka namakan kelompok The Seven Dials, Tujuh Lonceng. Mereka tergelitik untuk menghentikan skandal mata-mata yang memalukan ini...

Pemula yang beruntung, karena mereka berhasil mengidentifikasi si agen. Namun tetap saja mereka masih amatiran. Di Chimneys, rumah tua yang prestisius itu, seorang anggota Dials terbunuh. Belum sempat terpecahkan pembunuhan pertama, anggota Seven Dials yang lain juga mengalami nasib yang sama. Agen ini benar-benar licin. Kepandaiannya merayu kaum hawa, dimanfaatkan betul untuk menghabisi anggota Dials yang tersisa.

Beruntung Inspektur Battle keburu campur tangan. Dibantu Lady Eileen, putri Lord Catrham, pemilik Chimneys, mereka berhasil menjebak sang agen. Ternyata teman sendiri....

Sebual novel mata-mata karya Agatha Christie. Bagi anda yang pernah membaca The Secret Of Chimneys terbitan 1925, tak kan asing dengan bangunan The Chimneys yang dimiliki Lord Catrham. Tokoh Inspektur Battle juga terlibat lagi. Bahkan tak dinyana, Battle ternyata anggota The Seven Dials.

Behind The Story

Tapi, ngomong ngomong, Seven Dials adalah persimpangan jalan kecil di West End London Covent Garden dimana tujuh jalan bertemu. Di sana berdiri Sun Dials (jam matahari) bersisi enam. Barangkali, popularitas tugu ini mengispirasi Agatha untuk menjadikannya judul novel ini.. Tugu Seven Dials ini didesain oleh Thomas Neale sekitar tahun 1690 (woowww, udah tua banget!).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Peringkat Novel Agatha Christie

Saya benci pemeringkatan. Apalagi bila menyangkut penulis favorit Agatha Christie. Tetapi pemeringkatan menjadi keniscayaan - bukankah setiap pencipta agung mempunyai masterpiece? Dan mengenali sebuah masterpisece adalah tugas seorang reviewer. Maka saya menyematkan **** alias empat bintang untuk karya masterpiece, *** tiga bintang untuk karya 'out of the box', ** dua bintang untuk karya kategori bagus, dan satu bintang * untuk karya standar Agatha. Tentu saja ini subyektif, pendapat anda lebih benar. Klik di sini untuk melanjutkan.