Heart of Fire. Permata delima peninggalan Tsarina Rusia. Harganya jangan ditanya, selangit. Dan permata yang diklaim satu dari tiga terindah sejagat itu jatuh pada Ruth Kettering, putri jutawan Amerika Van Aldin. Sayang hidup Ruth merana. Rumah tangganya di ambang perceraian.
Kebetulan, kebetulan, kebetulan! Inilah kisahnya. Hari itu, dari stasiun Victoria, dia menggunakan kereta api biru menuju Nice. Namun sebelum Lyon, nyawanya melayang, dan permata itu lenyap... Rufus Van Aldin memanggil Poirot. Gelar TKP dimulai. Hal hal serba 'kebetulan' terungkap. Secara kebetulan, suaminya, Derek Kettering satu kereta dengan Ruth. Secara kebetulan Ruth meminta pelayannya, Ada Mason, untuk turun di Paris. Secara kebetulan, Katherine, penumpang yang siangnya menjadi teman semeja Ruth, melihat seorang lelaki turun di Lyon saat malam pembunuhan. Dan bukan kebetulan kalau permata itu lenyap.
Poirot berkeyakinan pembunuhan ini telah direncanakan dan dilakukan dengan ketelitian seorang profesional. Namun ada barang bukti yang tercecer. Sebuah kotak roko berinisial ' K ' ditemukan jatuh di lokasi perkara. K.... Kettering! suami Ruth! Apalagi kesaksian pacar Derek mengatakan si playboy terlihat meninggalkan kamar Ruth pada malam kejadian. Ada, sang pelayan, menyatakan ada lelaki di kamar Ruth. Derek, yang sedang bangkrut tertuduh utama atas pembunuhan dan perampokan permata.
Ini bukan kali pertama pembunuhan di atas kereta menjadi seting cerita Agatha. Ada kisah Orient ekspres dan tentu saja Paddington-nya Miss. Marple. Kisah Orient Ekspres jauh lebih mencengangkan dengan argumen yang lebih tidak terpatahkan dan kejutan out of the box-nya. Di Blue Train ini, ada lubang besar menyangkut skenario pembunuhan... (nospoil, I have promised). Memang debatabel. Tapi lagi lagi Agatha berhasil mengelabui pembacanya dengan logika bahwa pastilah salah satu penumpang yang menjadi pembunuhnya. Salah satu cara berpikir orang kebanyakan yang Agatha berhasil fahami dan manfaatkan. Man, Agatha tidak berpikir seperti orang kebanyakan. Mungkin itu yang membedakan seorang maestro dengan bukan maestro.
Behind The Story
Ada banyak novel Agtha dengan cerita yang kuat. Sejak awal plot cerita ini sangat kuat dengan karakter tokoh tokoh yang kuat pula. Saya temasuk orang yang merekomendasi anda untuk membaca novel ini. Terlepas dari penyelesaian akhir yang bikin kecewa, novel ini sangat kuat benuansa. Entah mungkin karena Perancis yang dijadikan latar cerita, atau pembawaan kereta 'biru' yang menghanyutkan itu.
Walaupun secara obyektif tidak istimewa, secara intuitif saya jatuh hati berat pada novel ini. Intuisi yang membawa saya mengeksplorasi lebih jauh novel ini. Ternyata hasilnya benar, luar biasa. Anda mungkin akan sependapat. Agatha dulu melihat lokasi lokasi ini sebelum menulis...
French Riviera, Menton |
Sayangnya saya membaca saksi bisu terlebih dahulu. Saya ingat nama nama pembunuh di cerita sebelumnya yg disebut poirot kepada hasting. Sialnya nama pembunuh di blue train terngiang ngiang di kepala saya. Jadi saya tidak bisa menikmati keseruan novel ini.
BalasHapus