Mayat Dalam Perpustakaan (The Body in the Library, 1942)


Pagi yang damai di rumah Gossington Hall milik tuan dan nyonya Bantry tiba tiba digemparkan dengan penemuan mayat di ruang perpustakaan keluarga itu. Sesosok mayat perempuan muda berambut pirang ditemukan terbujur kaku oleh salah seorang pelayan. Kemungkinan tewas karena dicekik malam sebelumnya. Polisi segera dipanggil. Olah TKP. Tuan rumah dan para pelayan ditanyai. Spekulasi merebak, apalagi kalau bukan tuduhan bahwa sang wanita muda mungkin punyai affair dengan tuan Bantry, seorang Hakim, sang empunya rumah. Kalau tidak, mana mungkin tiba tiba mayat tak dikenal muncul begitu saja di rumah itu? Nyonya Bantry yang ingin menyelamatkan reputasi suaminya mengundang Miss. Marple ke lokasi kejadian. Maka dimulailah penyelidikan ala Jane Marple . Berdasar penelusuran polisi ternyata sang mayat bernama Ruby Keene, seorang penari yang bekerja pada Hotel Majestic. Hotel dimana tuan Bantry terlihat beberapa hari sebelumnya disana.... makin seru!

Penyelidikan diarahkan ke orang orang yang berada di Hotel tempat terakhir kali Ruby terlihat. Ada Keluarga Jefferson, dengan Tuan Jefferson yang invalid diketahui dekat dengan almarhumah. Ada juga juga menantu menantunya yang berkepentingan dengan matinya Ruby. Dan tentu saja Josie, saudaranya. Namun sangkaan terbesar jatuh pada Basil Blake, 'orang film' dengan gaya hidup pesta pesta yang kerap di hadiri gadis gadis muda.  Apalagi kemudian ditemukan benang benang pakaian yang cocok dengan baju terakhir yang dikenakan Ruby pada permadani di rumah Blake. Dan lebih celaka lagi Blake berniat memusnahkan barang bukti tersebut!. Polisi bersiap menangkap Blake. Sementara itu, jatuh korban kedua. Lagi lagi seorang gadis, Pamela Reeves. Korban tewas dalam mobil yang terbakar.

Untung sekali lagi Miss. Marple menunjukkan kehebatannya. Dengan penalaran yang jernih dia akhirnya bisa menerangkan apa yang sesungguhnya terjadi. Memang ada keberuntungan kecil, ketika Jane sesaat terhubung dengan Somerset House, atau kita mengenalnya dengan KUA (?). Rupanya ada perkawinan diam diam yang tidak diketahui. Dan terkuaklah apa yang sesungguhnya terjadi.

Saya hampir menganggap inilah novel terbaik Miss. Marple. Namun ada sebuah lubang besar dalam novel ini yang mungkin dilewatkan Agatha. Siapapun yang mengenal dekat almarhumah, tentu berkehendak melihat langsung mayat teman mereka yang terbunuh itu. Entah itu dengan mengunjungi kamar mayat atau hasil jepretan polisi. Agatha menulis hanya Josie seorang sajalah yang mengidentifikasi mayat diperpustakaan, dan hanya Josie-lah yang mengakui itu sebagai Ruby. Padahal inti cerita ini adalah pertukaran dan pemindahan mayat. Andai saja kebiasaan 'normal' polisi yang mengkonfrontir berbagai kesaksian dilakukan, mungkin kasus ini tidak akan berlarut larut dan cepat diselesaikan.

Ah, namanya juga cerita.

Behind The Story

Dalam novel ini, Agatha sedikit berbagi rahasia dengan anda.....



Barang kali pernah terlintas pertanyaan ini dalam benak anda, nyatakah tokoh tokoh dalam novel Agatha? Apakah tokoh tokoh tersebut betul betul ada atau hanya rekaan semata Agatha? Agatha menjawabnya untuk kita dalam pengantarnya untuk novel The Body in The Library yang dirilis tahun 1942:

"....Lalu, pada suatu hari di musim panas, ketika saya menginap di beberapa malam di suatu hotel mewah di daerah pesisir, saya melihat suatu keluarga yang sedang duduk di salah satu meja di kamar makan; seorang laki laki yang sudah berusia lanjut yang lumpuh, duduk dia atas kursi rodanya, dan bersamanya duduk sekelompok orang yang lebih muda usianya. Untung lah, keesokan harinya mereka meninggalkan hotel itu, sehingga imajinasi saya dapat berkembang tanpa dipengaruhi oleh pengetahuan apapun tentang keluarga itu. Bila orang bertanya, " Apakah anda menulis tentang orang orang yang benar benar ada di dalam buku anda? " Jawabannya adalah, bagi saya mustahil menulis tentang siapa pun yang pernah saya kenal, atau yang pernah berbicara dengan saya, atau yang pernah saya kenal riwayatnya! Karena alasan alasan tertentu, orang orang yang saya kenal ini mematikan imajinasi saya. Tetapi, saya dapat memakai seorang " peraga " dan melengkapinya dengan sifat sifat dan latar belakang yang sama sekali berasal dari imajinasi saya sendiri.... "

Nah, begitu ceritanya.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Peringkat Novel Agatha Christie

Saya benci pemeringkatan. Apalagi bila menyangkut penulis favorit Agatha Christie. Tetapi pemeringkatan menjadi keniscayaan - bukankah setiap pencipta agung mempunyai masterpiece? Dan mengenali sebuah masterpisece adalah tugas seorang reviewer. Maka saya menyematkan **** alias empat bintang untuk karya masterpiece, *** tiga bintang untuk karya 'out of the box', ** dua bintang untuk karya kategori bagus, dan satu bintang * untuk karya standar Agatha. Tentu saja ini subyektif, pendapat anda lebih benar. Klik di sini untuk melanjutkan.