Pena Beracun (The Moving Finger, 1942)


Surat Kaleng! SURAT KALENG!

Surat kaleng yang bertebaran di sebuah desa kecil seperti Lymstock membuat geger seisi desa. Tidak terkecuali bagi kakak beradik Jerry dan Joanna Burton. Jerry dan Joanna belum lama tinggal di Lymstock. Pilihan untuk tinggal di pedesaan diambil setelah Jerry yang pilot mengalami kecelakaan terbang yang memaksanya untuk beristirahat dalam waktu yang cukup panjang.

Surat kaleng yang menclok di rumah kakak beradik Jerry dan Joanna isinya apalagi kalau bukan gosip: bahwa mereka bukan kakak beradik, bahwa wajah mereka tidak mirip seperti saudara kandung. 

Bukan soal surat kaleng yang isinya bak racun ini. Masalahnya, surat kaleng ini akhirnya memakan korban. Seorang istri yang cemburu, Nyonya Symmington, ditemukan bunuh diri karena ngak kuat dengan isi sebuah surat kaleng yang berisi gosip suaminya ada main dengan guru dan pengasuh anak anaknya, Elsie Holland. Ia bunuh diri menengak sianida. Disusul Kematian bocah ABG, Agnes - yang memang lagi marahan dengan sang pacar - dikepruk tanpa alasan jelas.

Surat kaleng yang meneror dan memakan korban, bukan main. Tapi untunglah polisi akhirnya bisa membekuk pelaku penulis surat kaleng (hidup polisi!) yang bernama Aimee Griffith, adik seorang dokter desa. Namun Jane Marple tak sepaham.

Sejak dari awal, perkara penulisan surat kaleng ini hanya kamuflase pembunuhan seorang istri oleh suami yang kepincut gadis yang lebih muda, cantik dan cerdas. Rumput tetangga memang selalu lebih hijau.

Behind The Story

Terhadap novel ini, Agatha berkomentar:

 "I find that another one [book] I am really pleased with is The Moving Finger. It is a great test to re-read what one has written some seventeen or eighteen years before. One's view changes. Some do not stand the test of time, others do."

Menariknya, judul 'The Moving Finger' ternyata diambil dari puisi Umar Kayam, seorang penyair, ahli matematika, dan astronom Persia yang terjemahan bahasa Inggrisnya dikerjakan oleh Edward FitzGerald seperti ini:

The Moving Finger writes; and, having writ,
Moves on: nor all thy Piety nor Wit
Shall lure it back to cancel half a Line,
Nor all thy Tears wash out a Word of it.

Nampaknya ada banyak sisi lain dari Agatha yang kita tidak tahu. Termasuk minatnya akan karya karya klasik Persia. Rubaiyat of Omar Khayyam jelas bukan buku ringan. Ini adalah karya sufi, sisi mistik dari seorang Umar Kayam. Seperti yang anda simak di kuatrain di atas, itu bukan kalimat kalimat yang mudah untuk diterjemahkan apalagi diinterpretasi.  

Rupanya semakin jelas sekarang, mengapa karya karya Agatha nampak begitu berbobot. Referensi yang dia baca adalah referensi referensi terbaik dunia. Agatha tidak sekonyong konyong mendapat ilham atau inspirasi untuk karya karyanya. Otaknya telah penuh dengan gagasan mulai dari sufisme sampai detail racun racun mematikan. Oalah..., riset tiba tiba menjadi kata yang penting, bukan? 

2 komentar:

  1. Wah keren resensimu kak ^^
    Eh main2 lah kak ke blog kami: kisah-anak-kost-kikos.blogspot.com

    Makasih banyak ^^

    -Epik-

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Peringkat Novel Agatha Christie

Saya benci pemeringkatan. Apalagi bila menyangkut penulis favorit Agatha Christie. Tetapi pemeringkatan menjadi keniscayaan - bukankah setiap pencipta agung mempunyai masterpiece? Dan mengenali sebuah masterpisece adalah tugas seorang reviewer. Maka saya menyematkan **** alias empat bintang untuk karya masterpiece, *** tiga bintang untuk karya 'out of the box', ** dua bintang untuk karya kategori bagus, dan satu bintang * untuk karya standar Agatha. Tentu saja ini subyektif, pendapat anda lebih benar. Klik di sini untuk melanjutkan.