Sianida, sianida, sianida.
Sianida (Cyanide) nampaknya menjadi racun favorit Agatha kali ini. Hampir sepanjang cerita, racun jenis ini menjadi perbincangan diantara tokoh tokohnya.
Semua berawal dari pesta ulang tahun Rosemary Barton. Mary langsung terjatuh setelah bersulang dengan para hadirin. Dramatis. Penyelidikan menyimpulkan minumannya telah dicampur dengan sianida. Namun kasus ditutup dengan kesimpulan: bunuh diri. Setahun setelah kematian sang istri, George Barton menerima surat kaleng yang isinya mengatakan Mary dibunuh, bukan bunuh diri. Beberapa saat kemudian kejadian setahun lalu terulang lagi, kali ini George yang jadi korban. Lagi lagi sianida.
Semua mata menuduh Iris Marle, adik Mary, sebagai otak pelaku pembunuhan. Betapa tidak. George yang berumur lima belas tahun lebih tua dari Mary adalah orang kaya raya. Mary pun tidak bisa dikatakan miskin. Ia baru saja menerima warisan yang cukup besar dari seorang paman. Dan ketika keduanya tewas, Iris lah pewaris tunggal. Lebih parah lagi pada kejadian pembunuhan kedua ditemukan sianida pada tas Iris, sebagaimana ditemukan sianida pada tas Mary pada kejadian pertama. Betulkah demikian?
Masalahnya kembali ke masa ketika George masih bujangan. Keputusan menikahi Mary, menjadikan seorang sekretaris yang kadung ge-er akan dipinang George, sakit hati. Dialah Ruth Lessing. Dalam keadaan dendam membara, datanglah seorang kriminal, Victor Drake, dengan pesona ragawi membutakan mata hati Ruth. Dendam Ruth kini terpuaskan, Namun Victor juga menginginkan kematian Iris. Iming iming kekayaan memang begitu menggoda. Agenda pembunuhan belum akan berhenti rupanya.
Dan, tereeeeet..!! muncullah Anthony Browne. pada detik-detik terakhir dia menyelamatkan nyawa Iris Marle. Victor digulung aparat. Ruth? sama saja....
Oi, hati-hati dengan sekretaris anda. Jangan memberi harapan berlebihan.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar