Tiga Belas Kasus (The Thirteen Problems, 1932)

Perawan tua memang suka bergosip. Dan selasa malam itu Jane Marple kedatangan keponakan yang penulis, Raymond West. Ditambah beberapa sahabat, jadilah 'klub' itu ngalor ngidul bercerita tentang pengalaman pengalaman misterius yang pernah dialami masing masing peserta rumpi. Ada kasus peracunan dengan arsenik, hutan purba yang merengut nyawa, misteri harta karun, pembunuhan bermotif asuransi, surat wasiat misterius, dan lagi lagi peracunan kali ini dengan pilocarpine....

Ngerumpi lagi. Kali ini di rumah Kolonel Bantry (masih ingat kisah Mayat di Perpustakaan?). Ada bunga geranium yang tiba tiba berubah warna dan kematian tanpa mayat, teka teki pembunuhan atas seorang mantan mata mata, pembunuhan cerdik atas seorang istri.

Ada pula skandal rumah tangga yang berujung maut, dan diakhiri kasus pembunuhan yang belum terjadi! Malam kembali beranjak  larut, pertemuan pun harus bubar. Namun siapa nyana, esoknya pembunuhan yang sesungguhnya benar benar terjadi, di St. Mary Mead yang sepi itu.

Novel ini berisi tiga belas kasus yang berhasil dipecahkan dengan baik oleh Jane Marple. Mungkin mengingatkan kita pada novel Poirot Investigates yang terbit beberapa tahun sebelumnya. Mana yang lebih asyik? sama sama, bos.

Behind The Story

Pada dasarnya saya kurang suka novel Agatha yang berisi kumpulan cerita pendek. Nanggung. Namun ada yang spesial dari novel kali ini. Saya teringat buku penulis kontemporer, Malcolm Gladwell.




" Tebakan yang jitu, " kata Sir Henry.
" Tidak, bukan itu, sama sekali bukan! Hal itu benar benar membutuhkan praktek dan pengalaman. Aku pernah mendengar bahwa apabila kita menunjukan sebuah senjata kecil berbentuk aneh kepada seorang ahli sejarah Mesir kuno, maka dengan hanya melihat dan merabanya saja dia dapat menyebutkan tahun berapa sebelum masehi benda itu dibuat, atau apakah benda itu cuma tiruan belaka buatan Birmingham. Tapi dia tidak akan bisa menjelaskan bagaimana dia bisa melakukannya. Pokoknya dia tahu, karena sepanjang hidupnya dia terus menerus menangani hal hal semacam itu." ( Agatha Christie, Thirteen Problems, 1932, hal 214 ).

Serasa familier dengan redaksi kalimat di atas? kalau anda pernah membaca buku best seller-nya Malcolm Gladwell ' blink! ' yang dirilis pada tahun 2005, pasti ingat pembukaan buku itu yang bercerita bagaimana seorang pakar mengatakan bahwa patung Yunani kuno yang dibeli pihak museum itu palsu padahal telah lolos uji umur dengan berbagai metoda ilmiah....

Gladwell menjiplak teori Agatha? ah, terlalu spekulatif...... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Peringkat Novel Agatha Christie

Saya benci pemeringkatan. Apalagi bila menyangkut penulis favorit Agatha Christie. Tetapi pemeringkatan menjadi keniscayaan - bukankah setiap pencipta agung mempunyai masterpiece? Dan mengenali sebuah masterpisece adalah tugas seorang reviewer. Maka saya menyematkan **** alias empat bintang untuk karya masterpiece, *** tiga bintang untuk karya 'out of the box', ** dua bintang untuk karya kategori bagus, dan satu bintang * untuk karya standar Agatha. Tentu saja ini subyektif, pendapat anda lebih benar. Klik di sini untuk melanjutkan.