Mengungkit Pembunuhan (Five Little Pigs, 1942)

Sulit untuk tidak mengatakan kalau novel Five Little Pigs ini mempunyai ide cerita yang sama dengan Elephants Can Remember terbitan 1972. Poirot diminta untuk memecahkan kasus yang telah terjadi belasan tahun yang lalu demi menyelamatkan masa depan seorang putri yang akan segera menikah. Carla Lemarchant, sang putri, percaya Poirot bisa melakukannya.

" Tidakkah anda menyadari bahwa di antara moyang setiap orang pasti ada yang jahat atau berkelakuan buruk? " (kata Poirot, hal.13)


Namun Carla bergeming. Poirot menyerah, dia harus menyusun kembali keping-keping peristiwa masa lalu. Enam belas tahun yang lalu Alderbury adalah tanah pertanian nan indah di tepi pantai Devon, Inggris. Di sana pasangan Mr. dan Mrs. Crale tinggal. Hari itu cerah, Mr. Crale yang pelukis ditemukan mati di taman tepi pantai dimana ia melukis. Otopsi yang dilakukan menunjukkan ia mati karena keracunan coniine Hidrobromida, racun dari pohon cemara. Penggeledahan polisi menemukan botol racun tersebut dalam lemari pakaian Mrs. Crale. Mudah ditebak kalau ia segera digelandang dan disidang di Pengadilan. Ia dinyatakan bersalah, dan setahun kemudian meninggal dalam tahanan.

Namun kisahnya tidak sesederhana itu. Di balik peristiwa tragis tersebut tercium aroma cinta segitiga. Salah seorang model lukisan Mr. Crale, Elsa Greer, yang lebih muda dan cantik, dengan terang-terangan mengungkapkan percintaannya dengan Mr. Clare kepada sang istri. Cekcok pun terjadi. Sampai keluar kata-kata ancaman pembunuhan dari mulut istri yang terbakar api cemburu. Beberapa orang mendengarkan pertengkaran tersebut. Mereka kelak menjadi saksi yang memberatkan Mrs. Clare di pengadilan.

Kalau anda bertanya bagaimana plot cerita ini disusun, jawabannya sebagian besar adalah rangkaian wawancara Poirot terhadap orang orang yang terlibat pada proses hukum kasus Clare. Mereka adalah pengacara, jaksa penuntut, hakim, polisi, dan... mereka yang terlibat langsung pada peristiwa saat itu! Jumlahnya lima orang, seperti sajak kanak Five Little pigs,

Babi kecil yang ini pergi ke pasar,
Babi kecil yang ini tinggal di rumah,
Babi kecil yang ini makan daging panggang,
Babi kecil yang ini tak punya apa apa,
Babi kecil yang ini menangis " hik hik hik, aku tersesat tak bisa pulang! "

Memang tak bisa lain. Poirot harus mendapat gambaran yang utuh atas peristiwa yang telah terjadi. Logis. Yang tak logis, ini - kurang jelas mengapa Agatha gandrung menjadikan sajak sajak tradisional sebagai bagian dari plot cerita. Kesannya jadi agak 'maksa'. Tapi begitulah, Poirot bergerilya mendatangi lima 'babi' yang dulu menjadi bagian dari panggung pembunuhan Mr. Crale si seniman nyentrik.

Ada Meredith Blake dan Philip Blake, mereka berdua kakak beradik sahabat dari kecil Clare. Elsa Greer, model lukis yang bukan sekedar model. Cecilia William, guru dan pengasuh Angela Warren, adik Mrs. Clare. Enam belas tahun kemudian Meredith masih berkutat dengan rumah lamanya, Handcross Manor. Philip menjadi orang yang sangat kaya dari saham. Elsa, hmmm.... keberuntungan nampaknya terus memayunginya. Dia menjadi Lady Dittisham, istri bangsawan Inggris yang terhormat. Cecilia William telah pensiun mengajar dan tinggal di apartemen sederhana. Angela Warren tumbuh menjadi ilmuwan geografi ternama.

Dengan kelihaiannya Poirot berhasil mendapatkan kesaksian versi masing-masing. Bukan cuma itu, iapun berhasil mengumpulkan mereka di Handcross Manor. Dan perjalanan ego seorang Hercule Poirot pun dimulai. Ia berpidato menyihir para pendengarnya. Ia merekonstruksi secara utuh apa yang sesungguhnya terjadi enam belas tahun yang lalu.

Behind The Story

Kalau ngak hobi-hobi banget, membaca buku ini dari awal sampai 90% cerita, ya..... mungkin agak sedikit membosankan. Karena isinya hanya interview Poirot dengan karakter-karakter yang terlibat. Kecuali anda senang dengan dialog-dialog atau drama psikologis, buku ini jagonya. Thriller? tidak. Ketegangan nyaris tidak terasa. Namun dialog-dialognya.... saya bilang T O P. Agatha pandai mendeskripsikan dialog-dialog yang bernas. Sarat dengan emosi dan ekspresi.

Meredith digambarkan sebagai peragu, Philip pengusaha sukses yang arogan, Elsa? masih tetap licik tak bermoral. Miss William adalah guru produk victorian yang kolot dengan standar moralitas yang tinggi. Angela Warren, wanita cerdas yang meraih kedudukan tinggi dalam lingkungan akademik. Salah seorang dari mereka merupakan pembunuh sesungguhnya Mr. Clare, bukan Mrs. Clare seperti yang dituduhkan pengadilan.

Hanya endingnya agak aneh. Sang pembunuh yang akhirnya mengaku dibiarkan bebas pergi. Tidak ada polisi yang berjaga di luar ruangan. Tidak ada hukum karma yang menghukum dengan takdir setimpal. Bahkan ia melenggang dengan keagungan. Agatha telah membiarkan seorang pembunuh berlalu....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Peringkat Novel Agatha Christie

Saya benci pemeringkatan. Apalagi bila menyangkut penulis favorit Agatha Christie. Tetapi pemeringkatan menjadi keniscayaan - bukankah setiap pencipta agung mempunyai masterpiece? Dan mengenali sebuah masterpisece adalah tugas seorang reviewer. Maka saya menyematkan **** alias empat bintang untuk karya masterpiece, *** tiga bintang untuk karya 'out of the box', ** dua bintang untuk karya kategori bagus, dan satu bintang * untuk karya standar Agatha. Tentu saja ini subyektif, pendapat anda lebih benar. Klik di sini untuk melanjutkan.